Cerita Dangkur: My 2017 Journey

Cerita Dangkur: My 2017 Journey. Tahun 2017 yang lalu merupakan tahun yang paling berharga buat aku. Selain usia ku yang memasuki 25 tahun, ditahun ini juga aku membuat banyak keputusan yang sangat beresiko dan terhitung nekat sehingga membuat kapal kehidupanku sangat oleng dan hampir saja karam.

Keputusan-keputusan besar yang aku ambil selama tahun 2017 inilah yang akan aku share ke teman-teman. Oh ya, sebelumnya aku ingin mengutip quote dari idolaku yaitu Bapak Walikota Bandung, Ridwan Kamil yang mengatakan:

Kualitas diri Manusia dilihat dari Keputusan Hidupnya

Quote ini sangat cocok dengan apa yang terjadi dikehidupanku yang selalu dipenuhi dengan keputusan-keputusan dadakan namun sangat menentukan kelanjutan hidupku.

Tak perlu berlama-lama, inilah perjalananku selama 2017 serta keputusan-keputusan yang telah aku ambil.

Januari

Seperti tahun sebelumnya, aku memulai tahun dari Pulau Batam. Pulau tempat dimana aku menuliskan mimpi-mimpi besarku sebelumnya dan di tahun 2017 ini aku juga memulainya dari sini. Aku menuliskan target-target yang akan aku capai setahun kedepan sebelum aku kembali ke Jakarta untuk melanjutkan kerja yang penuh tekanan dikarenakan aku harus handle 59 Mall yang ada di seluruh Indonesia mulai dari Medan di Sumatra hingga Manado di Sulawesi. Hal yang membuat aku sangat stress siang dan malam selama januari ini.

Perumahan Orchid Park yang merupakan tempat aku stay dan ngekos ketika di Batam

Februari

Di bulan februari ini, aku memulainya masih dalam keadaan seteress dikarenakan under pressure dalam kerjaan. Lalu aku mencoba hal baru diluar pekerjaan yaitu mengikuti pameran Beasiswa LPDP yang membangunkan kembali mimpi lamaku yaitu ingin kuliah di luar negeri. Melalui presentasi yang diberikan para alumni dan kampus-kampus aku mendapatkan data penting persyaratan apa saja yang dibutuhkan untuk mendaftar Kuliah di Luar Negeri.

Balik lagi ke pekerjaan, meskipun aku sempat refresh karna bisa dinas sekaligus menikmati weekend di Bandung, tetapi nggak membuat aku bisa lepas dari tekanan pekerjaan hingga akhirnya pada 21 februari, ketika dinas di Surabaya, aku memutuskan untuk resign dari pekerjaan dengan rutinitas kantoran. Salah satu keputusan besar yang aku ambil dalam hidupku.

Goodbye my lovely job, Advertising :’)

March

Bulan maret ini aku habiskan full untuk refresh pikiran. Aku memutuskan untuk stay di Jogja selama sebulan, menyusun ulang kerangka-kerangka mimpiku, serta kembali menjelajahi alam yang merupakan hobiku karna bisa mengenal tempat baru, bertemu orang baru dan belajar hal baru.

Tempat-tempat yang aku datangi seperti Pantai Wohkudu serta Sedahan yang ada di Wonosari Kab. Gunung Kidul, Jurang Tembelan dan Sungai Lepo yang ada di Dlingo Kab. Bantul, serta Kaliadem yang merupakan kaki Gunung Merapi yang ada di Kab. Sleman.

Kaliadem, kaki Gunung Merapi di Kab. Sleman
Pantai Wohkudu yang ada di Kab. Gunung Kidul

Aku juga belajar hal baru seperti nge-vlog pada setiap perjalanku, contohnya seperti pada video dibawah:

Aku juga berbaur dengan teman-teman futsal yang ada di Jogja mulai dari komunitas ICI (fans nya Inter Milan) serta perkumpulan anak Mandau (kecamatan di Riau) yang ada di Jogja, dan juga sempat tampil dalam sebuah turnamen yang membuat koleki temanku semakin bertambah.

Turnamen Futsal anak Riau yang ada di Yogyakarta

Tak hanya itu, pada bulan ini aku juga mengisinya dengan sebuah project membuat blog serta Instagram yang aku namakan Generasi Belajar yang berisi konten-konten tentang edukasi serta entrepreneurship agar bisa berbagi informasi kepada teman-teman sesama generasi muda.

April

Pada bulan april, aku kembali ke Jakarta dan fokus untuk menekuni bidang baru yaitu sebagai Internet Marketer. Aku memulainya secara otodidak, dan aku mengurung diri seharian dikamar selama sebulan hanya untuk fokus belajar membuat blog, website, serta belajar bagaimana caranya menghasilkan uang dari Internet. Namun yang namanya usaha, pasti butuh proses yang sangat panjang dan membutuhkan daya tahan serta kegighan kita. Bulan april ini berakhir tanpa income dan aku fix hidup hanya dengan tabungan sisa ketika bekerja :’)

Mei

Bulan mei juga terasa sangat menyedihkan, masih dengan crazy project yaitu bekerja keras bagaimana menjalankan bisnis dan menghasilkan uang dari internet, namun tetap saja zero income karna masih belum terlalu paham.

Namun setidaknya bulan ini aku isi full dengan belajar terutama kursus online di platform Indonesia X bersama Guru Besar UI Prof. Rhenald Kasali dengan 3 tema sekaligus, yaitu Change Management, Self-driving, serta The Art of StartUp.

Disela-sela pikiran yang jenuh, aku membaca novel karya Bang Andrea Hirata yang membuatku bisa tertawa meski pada hal sederhana sekalipun. Dan salutnya aku sudah menamatkan semua novel karya Bang Ikal bahkan ada novel yang dibaca lebih dari satu kali.

Pada akhir bulan, bertepatan dengan Isra Mi’raj dan menyambut bulan Ramadhan, aku memutuskan untuk ke Pesantren Darut Tauhid yang ada di Bandung untuk kembali menyegarkan pikiran yang sudah kusut.

Juni

Memasuki minggu pertama Ramadhan pada bulan ini, aku memutuskan untuk pulang ke Pekanbaru dan bersilaturahmi dengan teman-teman lamaku semasa kuliah.

Namun anehnya, aku merasa sangat asing dengan lingkungan serta teman-teman sekitarku, nggak tau kenapa. Tapi setelah proses adaptasi aku kembali bisa berbaur serta bercanda ria bersama mereka.

Dan dikarenakan kesulitan finansial, akhirnya aku menjual motor kesayangan agar bisa pulang ke Dumai ketika lebaran :’)

Juli

Pada bulan juli ini, bertepatan dengan Lebaran Idul Fitri, kami sekeluarga memutuskan untuk pulang kampung ke Sumatra Barat tepatnya di Lintau dan bersilaturahmi kepada nenek kakek beserta sanak saudara yang ada disana.

Foto Keluarga ketika lebaran di Bandara SSK Pekanbaru

Momen silaturahmi ini juga kembali membangkitkan semangatku untuk bekerja lebih keras lagi serta lebih cerdas dalam mengambil keputusan agar tidak menyesal dikemudian harinya.

Kebersamaan di Pantai Air Manis Padang

Agustus

Kembali ke Jakarta untuk mengejar mimpiku. Jujur ketika sampai di Bandara Soekarno-Hatta aku hanya memegang uang Rp. 150.000 dan yang aku herankan kenapa aku bisa bertahan hidup hingga saat ini wkwkwk. Ternyata kehabisan uang bukan berarti nafas kita berhenti yaa.

Disini aku mulai dapat beberapa pekerjaan freelance yang bisa menambah uang jajan. Aku juga sempat mengunjungi Medan untuk bekerja dan juga ke Bandung untuk menghadiri pesta sepupuku yang nikah dengan babang dari Pakistan ^^

Pesta Pernikahan Kak Tiara dan Kang Waqqas di Bandung

Sepulang dari Bandung, aku kembali fokus dan semakin penasaran dengan bidang baruku yaitu Internet Marketing. Aku rela bekerja pagi siang malam hingga ketemu pagi kembali bahkan sampai lupa makan, dengan misi bagaimana aku bisa membangun sistem bisnis secara online dan menghasilkan income yang besar. Namun apalah daya, usaha ini masih belum menemukan hasilnya.

September

Mengawali bulan ini aku mengunjungi Semarang untuk bekerja serta bertemu dengan dosen favoritku semasa kuliah, yaitu Mr. Fabio asal California, US. Sharing-sharing dengan pria berwawasan luas yang sudah berkeliling Indonesia ini kembali membuat pikiranku terbuka dan memotivasi diriku untuk berusaha lebih giat lagi. 2 hari di Semarang sudah membuat energi ku recharge dan siap menghadapi kerasnya ibukota.

Bersama Mr. Fabio di Warung Kopi Kota Lama Semarang

Tapi jujur, ini adalah bulan terberat pada tahun 2017 ini. Aku kesulitan untuk bertahan hidup, hutang kesana kemari untuk makan, dan tepat 18 september di ulang tahunku yang ke 25 merupakan titik terendah dalam hidupku.

Hingga pada akhirnya rejeki itu datang di penghujung bulan, yaitu aku mendapatkan sedikit project di Surabaya yang membuat kantongku sedikit lega. Tetapi di dalam kesendirian dijalan Embong Malang di Surabaya, aku mengambil keputusan untuk kembali hidup backpackeran agar bisa mengasah kreativitas ku bagaimana caranya untuk bertahan hidup meskipun dengan sedikit uang.

Oktober

Bulan oktober ini juga salah satu yang terberat. Dengan bermodalkan uang pas pasan, aku berkelana menuju Bandung via nebeng sama oom. Di Bandung, aku bertemu oom ku yang lainnya dari Cilacap yang sedang mengantarkan anaknya kuliah di Kota Kembang tersebut.

Perjumpaan dengan Om Joko di Hotel Dago Palais ini, merupakan salah satu yang merubah nasibku. Disana kami sharing-sharing tentang Internet Marketing kemudian pada akhirnya Om Joko menawarkan aku untuk sharing session di Kantor Tour Travel miliknya di Cilacap yang ingin go online.

Kesempatan emas ini tidak aku sia-siakan, karna hal yang aku share disini memang benar-benar berasal dari passion yang aku miliki. Senang rasanya bisa berbagi kepada teman-teman yang ada di Cilacap, terus dikasi uang jajan lagii, lumayan buat bertahan hidup kedepannya hahaa.

Setelah 3 hari di Cilacap, aku memutuskan untuk ke Jogja. Di Jogja aku juga sempat mengikuti seminar tentang Sociopreneur (jurusan yang ingin aku ambil di S2 nanti) sehingga aku bisa bertemu dengan orang-orang yang menginspirasi negeri ini secara sosial di Universitas Gajah Mada.

Seminggu berlalu dengan tenang di Jogja, aku men-challenge diriku untuk backpack menuju Bali menggunakan jalan darat. Perjalanan 20 jam via kereta api – kapal laut – bus ini sungguh pengalaman penuh resiko yang pernah aku ambil.

Dan alhamdulillah aku bisa menyelesaikan semua challenge selama di Bali dengan rapi. Mulai dari mengunjungi Genius Cafe milik Roger James Hamilton di Pantai Sanur, Mencari Sunset di Kuta, nongkrong semalaman di Legian, ngerasain kedamaian alam di Canggu, Tanah Lot, Ubud, Jimbaran, Padang-padang, serta Uluwatu. Gimana? Kurang puas apa coba? Meskipun cuma 4 hari di Bali tapi bisa mengunjungi spot sebanyak itu ^^

Bersama teman-teman Couchsurfing di Bali

Setelah puas jalan-jalan di Bali aku kembali ke Yogyakarta dan menyelesaikan masalah terbesar dalam hidupku, yaitu masalah finansial. Aku menghubungi beberapa daftar kontak orang-orang yang sudah mapan yang ada di hp ini, menawarkan peminjaman modal untuk memulai usaha, dan kebanyakan ditolak karna aku belum punya pengalaman yang mumpuni.

Dan rezeki yang tak terduga itu selalu datang di akhir. Adalah salah seorang pegawai BUMN yang menerima konsep yang aku tawarkan untuk meminjam modal dan memulai bisnis. Bapak ini langsung percaya dengan apa yang ingin aku raih, sehingga ia rela membantu aku secara finansial untuk memulai usaha.

Begitu uangnya cair, tahap pertama yang aku lakukan adalah mendaftar di Sekolah Internet SB1M. Karna memang setelah aku survey di beberapa sekolah internet yang ada di Indonesia, kurikulum yang ada di SB1M ini merupakan salah satu yang paling lengkap dengan harga yang sangat murah. Sehingga tanpa menunda-nunda lagi aku langsung mendaftarkan diri ke sekolah ini.

Tahap selanjutnya aku membuat website untuk memperkenalkan diriku sehingga orang-orang bisa percaya dengan bisnis yang aku miliki yang kebanyakan berbasis online. Aku membuat 2 website yaitu www.dangkurexplorer.com serta http://www.generasi-belajar.com yang berisi pengalaman sehari-hari yang aku miliki serta pelajaran apa aja yang aku dapatkan baik itu melalui buku, seminar, training, dan sebagainya.

Waah, pokoknya bulan ini the best laah, full of blessing. One of the greatest part in my life. Memulai bulan dengan modal pas-pasan, lalu backpackeran dari Jakarta menuju Jawa Tengah hingga Jawa Timur lalu ke Bali, dan sebagian besar rezeki aku dapatkan ketika dijalan. Salah satu rezeki tak terduga lainnya adalah ketika di Bali aku menjadi guide 2 traveler India, mendapatkan penginapan gratis di Rumah Singgah Backpacker di Bali, serta juga mendapatkan akses rental motor yang sangat murah.

Kemudian di akhir bulannya aku mendapatkan pendanaan pertama dari investor untuk memulai bisnis ku sendiri. Pokoknya perfect dah ^^

November

Pada bulan kedua akhir tahun ini aku memulai new journey dengan memulai bisnis online dengan 2 website, dan konsisten melakukan branding di sosial media serta youtube. Namun dikarenakan bisnis ni memerlukan waktu dan modal yang besar diawal sebelum panen, aku harus mencari bisnis lain yang memberikan keuntungan jangka pendek.

Bermodal memiliki kedekatan dengan instansi pemerintah di Riau, aku menawarkan jasa pembelian barang dengan sistem Jasa Titip/Personal Shopper yang memang lagi nge-tren saat ini. Dan alhamdulillah income yang didapat bisa membiayai kebutuhan website, memasang iklan promosi di sosial media, serta nyicil hutang pribadi dengan investor.

Dapet rejeki akhir bulan di Batam untuk ngerjain sedikit project juga semakin meningkatkan motivasiku dan membuatku yakin untuk mengejar target yang terasa semakin dekat.

Nginep di Hotel Grand i Nagoya Batam

Desember

Bulan terakhir di tahun 2017 ini seperti happy ending  buatku. Setelah ketahanan diuji hingga titik terendah, aku sanggup bertahan dan bangkit untuk memperbaki kondisi keuanganku. Di bulan ini keuanganku bisa dibilang sehat karna masih mulus menjalankan bisnis serta juga menjadi distributor ke toko olahraga yang ada di Pekanbaru sehingga kantong ini selalu mengalir uang keluar masuk.

Pada akhir tahun aku memutuskan untuk backpackeran ke Malaysia dari kota kelahiranku Dumai. Jarak Kota Dumai yang sangat dekat ke Melaka yaitu 2.5 jam serta jarak Melaka ke Kuala Lumpur yang hanya 2 jam membuat aku dengan mudah sampai ke Ibukota Negeri jiran tersebut.

Di Kuala Lumpur, sambil merayakan tahun baru dibawah Menara Petronas, aku juga melakukan refleksi, koreksi, serta evaluasi atas apa yang telah aku capai selama setahun terakhir. Disini aku melihat ada beberapa mimpiku yang masih ngaret serta aku juga menyusun lebih rapi rencana kedepannya apa yang ingin aku raih di 2018.

Habis evaluasi 2017 dan menyusun rencana 2018 dibawah Menara Petronas Kuala Lumpur 🙂

Semua ini terjadi diluar prediksi dan ekspektasi. Meskipun target ini udah aku canangkan sejak awal tahun, namun aku masih tidak menyangka karna jalannya sangat berliku dan penuh ketidakpastian. Tapi pelajaran yang terpenting yang bisa diambil dari kisah hidupku selama tahun 2017 ini adalah ‘Harus berani mengambil keputusan’.

Seketika pikiranku langsung teringat akan kata seorang guru:

Tidak ada yang salah dalam setiap keputusan yang kita ambil, yang terpenting adalah kita siap atas konsekuensi yang akan kita hadapi kedepannya

Atas dasar kalimat diatas lah, aku selalu berani mengambil keputusan seberat apapun itu resikonya, karna aku yakin bersama kesulitan itu pasti ada kemudahan.

Dan setiap sebelum memutuskan pilihan, aku selalu mengatakan kepada diriku sendiri bahwa aku sudah siap atas segala konsekuensi yang ada didepannya.

 

*Oh iya, ringkasan journey ku di tahun 2017 ini aku tulis ketika di hotel tempat aku menginap lho di Chinatown Malaysia, dan juga sisanya aku selesaikan ketika di KTM menuju Putrajaya. Ternyata hidup backpackeran sambil mengoreksi dan merancang kehidupan itu asik ya ^^

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *