Explore MAKASSAR, Bekerja dan Berkelana di Kota Sunset. Setelah bekerja dan berpetualang seharian di Manado, perjalananku lanjut ke Makassar. Dikota penuh sejarah ini aku meneruskan project advertising di MTC Karebosi, yg letaknya tak jauh dari Pantai Losari, naik gojek cuma 4rb cyiin pada saat itu.
Pukul 09.00 aku sudah landing di Bandara Sultan Hasanudin, lanjut menggunakan Damri hingga Pusat Kota. Sesampainya disana, hal yg pertama aku lakukan adalah Explore Benteng Fort Rotterdam.
Mengandalkan Google Maps, aku jalan kaki menuju Benteng peninggalan Kerajaan Gowa-Tallo tersebut. Benteng yg masih berdiri kokoh ini menjadi saksi sejarah Makassar (Gowa-Tallo) dan daerah-daerah lainnya di Sulawesi Selatan.
Benteng ini pada awalnya bernama Benteng Ujungpandang sebelum diserahkan kepada Belanda melalui perjanjian Bungayya lalu namanya dirubah menjadi Fort Rotterdam, dan selanjutnya digunakan oleh Belanda sebagai pusat penampungan rempah-rempah di Indonesia bagian timur.
*Eh btw, sorry kalo fotonya kebanyakan selfie, maklumlaah seorang Solo Backpacker yg juga pemalu, jd ga berani minta difotoin sm org disekitar yg tidak kenal :p
Menyaksikan Sunset di Kota Sunset
Kalo menurut aku sih, Makassar ini kota sunset. Karna emang posisi kota nya yang berbatasan dengan laut disebelah barat.
Begitu kelar kerjaan di MTC Karebosi, aku langsung menuju Pantai Losari. Dan ini merupakan perfect time karna pukul 5 sore sehingga bisa menyaksikan matahari tenggelam dengan sunset yang mempesona.
Sesampainya di Losari, aku langsung melahap Pisang Epe khas Makassar sambil melihat orang-orang disekitar yang hampir semuanya berbahagia dan memiliki aura positif.
Hingga saat yang indah namun singkat itu tiba, saat matahari terbenam diufuk barat. Secara spontan aku langsung mengabadikan momen ini dengan foto luar biasa dari orang yg alakadarnya.
Apa aja sih yang ada disekitar Pantai Losari, sehingga orang2 begitu menganggap tempat ini istimewa?
Pertanyaan inilah yg muncul di benakku ketika perjalanan menuju Pantai Losari. Yang ada dibayanganku saat itu adalah pantai ini memiliki air yg sangat jernih dan pasir yg putih, atau setidaknya bergelombang seperti Pantai Kuta karna sama-sama Pantai Sunset.
Ternyata bayanganku salah besar. Wisata di Pantai Losari ini lebih kearah ‘Man Made’ atau polesan tangan manusia kreatif yg berpadu dengan sunset yang manja.
Di pantai yang menjadi ikon-nya Makassar inilah terdapat Mesjid Terapung. Dan beruntung rasanya aku dapat ngerasain Sholat Jumat di Mesjid yang dinamakan Amirul Mukminin ini. Dan entah kenapa pikiranku langsung teringat dengan Mesjid Terapung yang ada di Arab Saudi.

Selain Mesjid Terapung, terdapat juga beberapa lokasi yang Instagramable, seperti tulisan berukuran besar mulai dari Makassar, City of Makassar, Bugis, Toraja, dsb yg menjadi sasaran berfoto para netizen.

Selain Pantai Losari, Makassar juga punya Lapangan Karebosi sebagai Public Space atau ruang publik tempat berkumpulnya kawula muda.
Di lapangan yang terletak pada titik nol kilometer Makassar ini aku habiskan sore keduaku di Makassar.
Terdapat beragam komunitas disini dan hampir semuanya berbahagia, sesuai konsepnya bahwa ‘Public Space increase Happines’, dan sudah tepat rasanya setiap kota harus memiliki beberapa public space sebagai tempat untuk killing stress.




Setelah explore 3 landmark Kota Makassar, yaitu Benteng Ford Rotterdam, Pantai Losari dan Lapangan Karebosi, serta menyelesaikan project di MTC, akhirnya petualanganku di kota dengan plat DD ini usai. Sebelum pulang, aku sempatkan untuk beli oleh-oleh di Jalan Somba Opu yang merupakan pusat oleh-oleh Kota Daeng ini.

Nih kumpulan Vlog iseng selama di Makassar:
Dan ini yang terbaru, yaitu sekitar 3 bulan yang lalu pada februari 2018 aku balik ke Makassar lagi dan dapet jatah nginep di Hotel Arya Duta Makassar:
Explore MAKASSAR, Bekerja dan Berkelana di Kota Sunset
Baca juga cerita perjalananku backpackeran dari Yogyakarta ke Bali Disini