Mengejar Sunrise ke Puncak Sikunir Dieng di Wonosobo. Sayang, cerita ini tidak seindah judul di artikelnya. Niatnya sih kami emang mengejar sunrise di Puncak Sikunir di dataran tinggi Dieng, Wonosobo ini. Tapi apalah daya, sejak malam hingga shubuh hujan tidak berhenti membasahi Puncak Sikunir ini sehingga matahari pun malu untuk melihat kami.
Perjalanan dimulai pada hari jumat, pukul 19.00 dari Yogyakarta menggunakan sepeda motor menuju Dieng. Sengaja kami berangkat malam hari karna emang niat awalnya sih untuk mencari sunrise yang terkenal keren jika dilihat dari Pucuk Sikunir ini.
Namun apalah daya, belum genap sejam perjalanan, bahkan belum memasuki Magelang, kami sudah diguyur hujan sehingga terpaksa harus berhenti sejenak untuk menggunakan jas hujan dan menyelamatkan HP beserta Dompet dari serbuan hujan yang beraninya keroyokan itu.
Pukul 20.00 alias setelah sejam perjalanan, kami singgah sebentar untuk makan malam di alun-alun Magelang yang sangat ramai orang beserta kulinernya itu. Setelah makan dan ngobrol-ngobrol sekitar 30 menitan, kami melanjutkan perjalanan menuju Dieng.
Perjalanan yang sangat menyenangkan dan menantang, apalagi ketika mulai memasuki Temanggung yang menyambut kami dengan udara khas-nya yang sejuk itu. Lika-liku motor kami selama perjalanan ditambah beratnya tarikan motor karna kami baru sadar bahwa yang kami lewati ini adalah jalan yang mendaki, semakin menghiasi seni perjalanan kami ini.
Namun sayang, sedikit meleset, perjalanan kami yang diprediksi hanya memakan waktu selama 3 jam, dan jika waktu tersebut benar seharusnya kami sudah sampai di Dieng sejak pukul 22.00. Diluar dugaan kami sampai lebih lama, entah itu dikarenakan asiknya ngobrol ketika diperjalanan sehingga kecepatan semakin melambat, atau mungkin karna memang kami ada salah jalan sehingga sedikit memutar dan membuat kami tiba lebih lama.
Pukul 23.00, kami baru sampai di alun-alun Wonosobo. Suasana alun-alun tersebut sangat sepi tidak berpenghuni, tempat yang seharusnya damai untuk disinggahi malah menjadi seram, bahkan untuk dilihat secara sekilas. Kami istirahat sejenak sambil mengisi bensin, sebelum melanjutkan perjalanan dan akhirnya pada pukul 23.00 kami tiba di TKP, yaitu Puncak Sikunir di Dieng, Wonosobo.
Sesampainya di Puncak Sikunir ini kami langsung mendirikan tenda, dinginnya cuaca disini membuat tanganku serasa membeku, bahkan ketika ingin menancapkan tenda tangan ini tidak merasakan apa-apa. Begitu tendanya selesai, kami langsung bersembunyi didalam tenda tersebut.
Tidak ada bulan yang indah, tidak ada bintang yang berjejeran, yang terlihat hanyalah rintik-rintik hujan manja dipadu dengan dingin-dingin ala musim salju sehingga kami malas untuk nongkrong dan hidupin api unggun diluar.
Meskipun kami berada dipuncak, ternyata kami masih mendapatkan akses untuk internetan. Kesempatan ini gak akan aku sia-sia kan untuk update dan memamerkan kepada teman-teman bahwa aku sudah berada di Dieng, yang biasanya hanya membaca ceritanya melalui blog orang-orang.
Shubuh menjelang, tepatnya sebelum pukul 05.00, aku mendengar suara adzan. Eh, ternyata tenda kami bedekatan dengan musholla yang ada disini, dan warga disekitar mulai berdatangan kesana. Ba’da shubuh, turunlah hujan yang selebat-lebatnya, inilah yang membuyarkan harapan kami untuk naik ke Puncak Sikunir dan melihat pemandangan sunrise yang terkenal indah tersebut.
Kami ga bisa melakukan apa-apa, mau menangis pun gak bisa, malu sama umur yang sudah tua. Yang bisa kami lakukan hanyalah melanjutkan tidur hingga pukul 10.00 pagi. Begitu bangun, hari sudah cerah. Begitu membuka tenda, aku terpana melihat pemandangan didepan bahwa ada sebuah telaga yang memanjakan mata.




Ketika di perjalanan, kami baru ngeh bahwa Desa Sembungan, yaitu desa tempat kami berpijak saat itu, merupakan desa tertinggi yang ada di Pulau Jawa. Kalimat ini bisa teman-teman lihat pada gapura ketika memasuki perbatasan Desa Sembungan ini yang mengucapkan “Selamat Datang di Desa Sembungan, Desa Tertinggi di Pulau Jawa”.





Pukul 15.00, kami turun kebawah untuk merapikan tenda dan bersiap-siap untuk pulang kembali ke Jogja. Perjalanan kami pulang lancar dan diberkahi, sedikit santai karna emang benar-benar menikmati perjalanan liku-liku meliuk-liuk berbelok-belok melewati Temanggung, Magelang, sebelum tiba di Jogja pada pukul 22.00. Purnama yang indah pada malam itu menjadi saksi perjalanan tak terlupakan kami meng-Explore Puncak Sikunir yang ada di Dataran Tinggi Dieng, Wonosobo.
Mengejar Sunrise ke Puncak Sikunir Dieng di Wonosobo