Hari ke-4 di Bali, Mendapatkan Ketenangan di Ubud dan Mimpi Ketemu Mark Zuckerberg. Sebelum mulai cerita keseruan aku di Ubud, aku mau sedikit curhat. Boleh kan? Boleh nggak? Boleh lah ya kan.
Pagi itu di Jalan Rahayu Blutama no 9 Badung, Bali sekitar pukul jam 06.00 aku mimpi ketemu sama Mark Zuckerberg, si pendiri Facebook itu. Lah kok bisa? Truss??
Trus dia nanyain purpose hidup aku lho, dia bilang “What’s your future plan?”. Dengan English yang pas- pasan, aku coba menjawab apa yang akan aku lakuin untuk 2, 3 hingga 5 tahun kedepan (Yang ini rahasia yaa).
Trus dia bilang, “Your idea is good, but it is too general. You need to find your specialization. What’s your specialization?”
Tersentak aku terbangun, dan berpikir keras apakah maksud dari mimpi tersebut. Dah itu aja yaa sedikit curhatnya.
Oh iya, bagi yang mau lihat penampakan Rumah Singgah yang aku tempati di Bali, tonton video ini ya:
Pagi itu rencananya kami akan explore Ubud sejak pagi, mulai dari Bedugul, Monkey Forest, hingga ke salah satu air terjun yang ada disana.
Namun apalah daya, dikarenakan hujan lebat dari pagi yang tiada henti, kami terpaksa jalan sekitar jam 12.00, itupun memakai jas hujan karna masih ada rintik-rintik ketika kami jalan.
Jam 13.30, kami tiba di Ubud. Aku sangat menikmati ketika kami mengitari setiap meter jalan yang ada di Ubud. Serasa berada dimana gitu, keindahan alam dipadukan dengan segarnya udara serta membludaknya bule yang mengisi café, candi, dan juga yang berserakan berjalan kaki dipinggir jalan.
Tujuan pertama kali di Ubud ini adalah makan siang di Warung 9 Angels, salah satu warung food health yang ada disini. Begitu sampai disini, aku merasakan suasana yang sangat damai, semua orang tersenyum ramah padaku, yang membuat aku juga balik senyum kepada mereka.
Aku mendadak jadi orang yang super ramah, yang selalu tersenyum kepada siapa aja. Aku tersenyum kepada mbak-mbak yang ada pelayannya, aku tersenyum kepada seluruh orang yang makan disini yang kebanyakanannya adalah bule, bahkan aku juga tersenyum kepada anjing yang hilir mudik lewat didepanku.
Beginilah penampakan Warung 9 Angles:
Kami nongkrong di Warung 9 hingga pukul 17.00 dikarenakan cuaca yang mendung-mendung manja sehingga membuat mager untuk kemana-mana.
Sorenya itu kami langsung menuju Ubud Temple untuk melihat sejarah dan candi yang dibangun di Istana Ubud ini. Kerennya, disini bukan Cuma ada candi ho, tetapi juga banyak café serta orang yang jual oleh-oleh khas Bali karya penduduk lokal. Bahkan ada St*rbuck juga didalam Ubud Palace ini, wow!!
Jika teman-teman lagi beruntung, biasanya ada festival tari kecak yang tiketnya adalah sekitar 100-150 ribu rupiah. Namun sayang ketika kami disana kemaren sedang tidak ada festival tari kecak.
Senja menjelang, kami menuju ke Jl. Goutama tak jauh dari Ubud Palace tersebut. Jl. Goutama ini sedikit khas, dikarenakan sangat bersahabat buat para low cost traveler. Karna bila berbelanja disekitaran jalan raya ubud harganya agak sedikit mahal (buat aku ya), tetapi di Jl. Goutama ini harganya sangat bersahabat, dan disini juga menyediakan homestay dengan harga miring.
Memasuki pukul 19.00, aku dan teman-teman masih nongkrong di Jl. Goutama Ubud ini. Kemudian mereka memutuskan untuk massage yang harganya Cuma Rp.80.000, sementara aku berjalan sendirian menggunakan sepeda motor mengitari apa aja yang ada di Ubud tersebut. Aku melihat-lihat disekitar mulai dari café, jalanan penuh bule, toko oleh-oleh, workingspace, serta bli-bli penjaga parkiran yang semuanya lancar berbahasa Inggris.
Aku juga sempat singgah di museum Antonio Blanco yang terkenal itu. Pelukis yang pertama kali datang ke Bali pada tahun 1953 dan langsung memutuskan diri untuk menetap di Ubud. Rumahnya yang dulu itulah yang sekarang dijadikan museum lukisan karya-karyanya.
Ubud ini terkenal sebagai Art Village (Desa Seni), karna apapun yang kita lihat disini penuh dengan karya seni. Mulai dari seni lukis, ukir, fotografi, musik, tari, bangunan dan banyak seni lainnya. Bahkan gaya orang-orang disekitar ngomong ini pun sangat berseni.
Teman-teman bisa killing stress di Desa Ubud ini, dikarenakan orangnya sangat sociable, dipadukan dengan alamnya yang masih bersih, asri, dan alami. Banyak orang dari barat sana beristirahat dari kehidupan individualis khas perkotaan menuju ke ubud ini untuk sejenak mengistirahatkan pikiran mereka dan bersosialisi di ubud ini.
Banyak juga bule yang ngekos disini hingga berbulan-bulan. Tak salah tempat ini dipilih untuk lokasi shooting film ‘Eat, Pray, Love’-nya Julia Robert, sangat-sangat tepat pilihan mereka.
Tak salah juga dulu ketika Mark Zuckerberg sedang pening menghadapi masalah ketika awal mengelola Facebook dan sempat ditawari untuk dijual, lalu Zuck meminta nasehat kepada Steve Jobs (founder Apple). Dan apakah yang advice yang diberikan oleh Steve Jobs?
Jobs justru menyarankan kepada Zuck untuk pergi berlibur, membeli tiket ke India, lihat bagaimana masyarakat bersosialisasi disana, rasakan kedamaiannya, keberagamannya, dan bayangkan kalau bisnis yang Zuck kelola ini bisa membantu mereka untuk bersosialisasi lebih baik dan menghubungkan mereka satu dengan yang lainnya.
Salah satu tips yang sangat ampuh dan bisa menghilangkan stress yang dimiliki Zuckerberg saat itu sehingga dia bisa bangkit kembali dan membawa Facebook kembali merajai Social Network.
Tips ini juga sudah dilakukan Steve Jobs jauh sebelumnya ketika dia akan memulai merakit computer dan membangun perusahaan Apple. Teman-teman bisa melihat sendiri bagaimana ampuhnya tips tersebut yang membuat Aple menjadi perusahaan yang tumbuh sangat cepat pada saat itu menjadi perusahaan yang multi-million company.
Begitu juga dengan teman-teman, bila teman-teman memiliki kendala atau stuck dalam bisnis atau kerjaannya, itu tandanya teman-teman perlu memesan tiket ke Bali khususnya Ubud, melihat bagaimana mereka bisa tetap berdamai dalam keberagaman, lepaskan semua beban kerjaan yang ada di pikiran, karna memang ada saatnya teman-teman untuk lebih banyak bersosialisasi dan menikmati hidup, sebelum kembali ke rutinitas dengan pikiran yang lebih segar tentunya.
*Disalin dari blog sebelumnya di dangkurr.wordpress.com
Hari ke-4 di Bali, Mendapatkan Ketenangan di Ubud dan Mimpi Ketemu Mark Zuckerberg
2 thoughts on “Hari ke-4 di Bali, Mendapatkan Ketenangan di Ubud dan Mimpi Ketemu Mark Zuckerberg”