KKN oh KKN!! Pengalaman tak terlupakan sekali seumur hidup

KKN oh KKN!! Pengalaman tak terlupakan sekali seumur hidup. Kuliah Kerja Nyata, hmm. Ngapain aja sih KKN itu? Apasih enaknya? Kenapa sih harus ada KKN? Bukannya itu membuang waktu kita yang seharusnya bisa lebih efektif dipakai buat fokus sama skripsi?

Begitu banyak pertanyaan tentang KKN tersebut dibenakku, seminggu sebelum mengikuti program kuliah 4 sks tersebut. Apalagi setelah pengumuman keluar bahwa aku akan dikirim ke Desa Sungai Buluh, Kecamatan Bunut, Kabupaten Pelalawan. Dimana ituuu???

Dengan sedikit terpaksa, akhirnya aku berangkat ke desa tersebut pada tanggal 15 oktober 2013, menggunakan bus bersama anak-anak lain yang juga kkn di kecamatan yang sama. Sepanjang perjalanan aku hanya bisa pasang muka badmood karna masih berat meninggalkan Pekanbaru, karna emang pada saat itu aku lagi padat-padatnya dengan kompetisi sepakbola dan futsal, dan aku gak mau kehilangan momen untuk menambah jam terbang tersebut.

Pukul 5 sore bus kami tiba di desa tersebut, yang letaknya jauh kedalam ditengah-tengah hutan sawit yang kita lihat jika melewati lintas timur sebelum daerah sorek. Sesampainya disana, aku mendengar kabar bahwa listrik disana hanya 12 jam yaitu dari jam 6 sore hingga 6 pagi. Fix, mood semakin buruk.

Posko yang kami tinggali pada awalnya bisa dibilang tidak layak, karna merupakan rumah yang sudah lama tidak ditinggali dan terkenal angker dikampung tersebut. Hingga akhirnya, Pak Kades yang iba melihat kami meminjamkan rumahnya untuk kami tempati selama 2 bulan hingga akhir kkn, itu pun bersama ibu nya Pak Kades tersebut (yang selanjutnya kami panggil omak), sambil kami menjaga nya.

Pada malam pertama, aku langsung berinisatif gabung nongkrong bersama anak muda di sekitar, berbaur agar bisa lebih cepat beradaptasi. Kemudian ada seorang pemuda yang bernama bang asril, yang paling ramah diantara yang lain, mengatakan bahwa dikampung tersebut sedang ada turnamen Sepakbola Tarkam (Antar Kampung) se-Kabupaten, dan dia mengatakan ini turnamen yang paling bergengsi dan desa sungai buluh ini belum pernah menembus semifinal sepanjang turnamen tersebut diselenggarakan. Bang asril yang ternyata juga merupakan adek pak kades tersebut menanyakan, “Dang ada tak anak kkn yang bisa main bola?”, tak membuang kesempatan aku langsung menawarkan diri untuk ikut di turnamen tersebut, apalagi aku memang membawa sepatu bola kesana. Sepatu bola dan sepatu futsal merupakan sesuatu yang tidak pernah aku lupakan ketika berangkat keluar kota, ibarat senjata yang diperlukan untuk berperang.

Besoknya aku langsung dibawa ke lapangan pertandingan, dikasi kostum, karna hari itu tim desa tersebut bermain melawan desa sebelah, yang kalau kata orang kampung tersebut merupakan pertandingan penuh gengsi ibarat Indonesia vs Malaysia. Motivasi aku untuk tampil baik semakin meningkat. Namun apa daya, aku hanyalah masuk dalam list pemain cadangan di pertandingan tersebut, ini mungkin dikarenakan sang pelatih tidak percaya melihat dari gayaku, apakah bisa main atau tidak, hmm.

Selesai babak pertama, pertandingan berakhir dengan skor 1-1. Pak Kades yang mulai cemas menjanjikan, siapa yang cetak gol akan langsung dikasi bonus uang 100 ribu cash. Mendengar ini, aku langsung unjuk skill juggling bola disaat pemain lain sedang istirahat, dan secara tak sengaja sang pelatih melihatnya. Hingga akhirnya diawal babak kedua aku langsung dimainkan di pertandingan.

Sentuhan pertama, tak ada yang istimewa. Karna aku masih beradaptasi dengan lapangan yang becek dan bola yang agak sedikit kempes. Hingga sentuhan kelima, aku langsung memberikan umpan chip ke seorang striker kami, yang dengan gampang dia berlari dan langsung berhadapan 1 v 1 dengan kiper dan Gooolll, kami memimpin 2-1. Lima menit setelah itu, aku yang mendapat bola di tengah lapangan, memberanikan diri untuk melakukan solo run kedepan karna melihat pertahanan lawan yang longgar dan garis defense yang tinggi berharap kena jebakan offside. Hingga akhirnya aku yang berlari meninggalkan bek mereka langsung berhadapan dengan kiper dan sedikit placing sudah cukup untuk menambah keunggulan tim kami menjadi 3-1.

Keran gol kami terus tercipta hingga pada akhir pertandingan tim kami menang 5-1, dan uang cash dari Pak Kades pun langsung cair ke tangan kami setelah pertandingan. Dua hari setelah itu, kami bertanding di 8 besar, sesuatu yang sangat menentukan karna tim desa ini hanya memiliki prestasi tertinggi cuma 8 besar. Dengan lawan yang agak sedikit berimbang, akhirnya kami bisa menang dengan adu pinalti, yang membuat kami memecahkan sejarah bisa lolos ke semifinal untuk pertama kalinya. Yang membuat aku beserta anak-anak kkn lainnya diundang makan malam itu juga oleh sesepuh sesepuh dari desa tersebut. Dan banjir pujian pun masuk ke kuping ini hingga sang hidung terkembang lebar. Ditambah lagi banyak sms masuk dari cewe tidak dikenal yang ingin berkenalan, setelah aku membeli pulsa di warung sekitar desa tersebut. Hidung ini menjadi semakin lebaaarrr.

Sambil menunggu waktu semifinal, kami mulai menjalankan program kkn ke rumah-rumah warga sebagai tahap pengenalan. Dan sepertinya kami membutuhkan motor operasional, yang membuat aku harus menjemput motor yang ada di Pekanbaru sana. Sehabis shubuh aku langsung berangkat ke Pekanbaru menggunakan mini bus, dan siangnya langsung berangkat lagi ke desa sungai buluh. Perjalanan 6 jam pulang pergi tersebut cukup membuat pinggang ini terasa nyerii.

Balik lagi ke turnamen sepakbola, 2 hari sebelum semifinal aku mendapatkan tawaran untuk tarkam futsal di daerah Rengat, 2 jam dari desa aku tersebut. Teman yang mengajak ini adalah teman setimku ketika di Pekanbaru dan Dumai, sehingga aku tidak enak untuk menolaknya, apalagi dia bilang mereka lagi kekurangan pemain. Ini yang membuat aku sangat dilema, karna di satu hari tersebut aku memainkan pertandingan 16 besar dan jika lolos akan terus bermain hingga final pada malam harinya. Sementara aku harus jakon (jaga kondisi) dihari tersebut karna keesokan harinya harus bertanding di semifinal.

Namun demi kawan, aku putuskan untuk berangkat ba’da shubuh pada hari tersebut, meskipun warga desa tersebut pada melarang aku untuk berangkat, karna aku berangkat sendiri menggunakan motor Smash dahsyat yang aku punya, dan aku baru pertama kali melintasi jalan ke rengat tersebut yang merupakan jalur mobil dan truk besar di lintas timur yang terkenal ganas.

Perjalanan pagi itu sangat aku nikmati, karna aku melewati daerah-daerah yang masih asri yang belum pernah aku kunjungi. Mulai dari sorek, ukui, lirik, pematang reba hingga tiba di rengat pukul 08.00. Aku cuma punya waktu istirahat sebentar, karna jam 09.00 nya harus sudah kick off babak 16 besar turnamen futsal tersebut.

Pertandingan babak 16 besar, 8 besar siang harinya, dan semifinal sore nya berjalan mulus tanpa hambatan. Begitu juga pada pertandingan final malam harinya kami juga menang telak, dan menambah koleksi juara ku bertambah di daerah yang baru, yaitu Rengat. Dan menambah relasi teman baru, karna di tim tersebut selain dari Dumai juga terdapat 2 orang pemain dari Medan serta satu orang dari Jakarta.

Selesai closing ceremony turnamen, kami makan-makan dan aku melanjutkan tidur dirumah manager, untuk menjaga kondisi karna besok paginya harus pulang ke sungai buluh dengan perjalanan 2 jam, serta sore harinya bermain di semifinal sepakbola.

Di pertandingan semifinal, tim kami dirundung kesialan, sang kiper andelan tidak bisa bermain, dikarenakan dia akan melangsungkan pesta pernikahan dan mitos daerah melayu sana beberapa hari sebelum menikah badan tidak boleh lecet ataupun berdarah. Hingga memaksa kami untuk memainkan seorang player menjadi kiper. Seperti yang sudah diduga, hasilnya gak maksimal yang membuat kami kalah 1-0 dan harapan ke final pun pupus. Satu-satunya yang bisa didapatkan adalah Juara 3 yang harus kami rebut keesokan harinya, yang alhamdulillah tercapai setelah kami kembali menang adu pinalti.

Gelar juara 3 ini sudah cukup untuk membuat bangga Pak Kades dan seluruh warga desa sungai buluh, yang membuat kami mengadakan pesta perayaan dan aku kembali mendapatkan bonus dari Pak Kades, caiirrr.

Awal yang manis di 2 minggu pertama kkn 🙂

Dan itu belum seberapa kawan, ternyata ada yang lebih manis lagi. Seperti anak-anak kkn lainnya, aku juga terlibat cinlok cuiii, yang membuat hari-hari menjadi lebih berwarna. Karna kami selalu bareng-bareng mulai dari makan, belanja ke pasar, nyuci, masak, ngajar di sekolah, dan yang lainnya yang membuat kami seolah tak terpisahkan bahkan oleh orang sekampung pun.

Emang benar kata orang, jatuh cinta bikin seseorang bisa jadi senewen. Bisa membuat orang tertawa sendiri. Makan tertawa, pup tertawa, mandi di sungai tertawa, dan melihat asoy terbang pun tertawa. Amboiii

Aku selalu bersemangat menjalani hari, mulai dari ngajar anak SD setempat, melatih sepakbola bocah-bocah dikampung tersebut, membantu mengangkat sawit ketika panen, hingga sesekali menolong omak ‘menakik’ di kebun karet di pagi hari.

Balik lagi ke program kkn, disini aku mulai mengenal dan mempelajari apa yang namanya CSR (Corporate Social Responsibility). Yaitu berdasarkan Perda Riau no 6 tahun 2012, setiap perusahaan korporasi harus memiliki dana untuk perkembangan sosial di daerah dimana mereka mendirikan pabrik perusahaan tersebut. Kami langsung membuat proposal ke PT Adei, Arara Abadi, Indah Kiat, dan sebagainya untuk menjalankan program kkn kami yaitu membuat plang nama jalan di desa serta nomor rumah agar alamat warga semakin jelas, serta mengadakan beberapa event seperti cerdas cermat di sekolah, sepakbola dan volley untuk mempererat silaturahmi warga antar dusun, seta juga penanaman bibit sawit di desa tersebut. Dan alhamdulillah semua program berjalan lancar.

Sebagai pelatih sepakbola buat bocah-bocah, aku mengajarkan semua ilmu sepakbola yang aku dapat dan meskipun baru sedikit tetapi ini memberikan manfaat yang banyak bagi mereka. Kami berpetualang kekampung-kampung sebelah untuk bertanding, melintasi kebun sawit, dan setiap pertandingan berakhir untuk kemenangan kami, yang membuat bocah-bocah desa ini menjadi semakin disegani khususnya dalam bermain bola.

Di akhir masa kkn, aku baru menyadari bahwa di dekat desa kami terdapat salah satu keajaiban alam di dunia, yaitu Sungai Bono. Sungai Bono merupakan sungai dengan ombak terbesar di seluruh dunia. Ombak besar ini tidak selalu ada, biasanya akan terjadi di pertengahan bulan disaat sedang purnama, dan ombaknya pun hanya hitungan beberapa jam saja. Saking banyaknya gelombang ombak disana, mengundang para bule yang penasaran untuk datang dan surfing disana. Sayangnya ketika aku sampai ke sungai bono pada saat itu ombak nya baru saja selesai sejam yang lalu dan para bule sudah berhenti dengan aktivitas surfingnya.

Sebagai seorang Explorer dan Bolanger, pantang rasanya aku hanya sekedar visit tanpa membangun relationship dengan daerah yang sudah aku kunjungi. Maka saat itu juga aku memutuskan terjun dan berenang di sungai bono tersebut. 10 menit kemudian, ketika sedang asik-asiknya berenang di sungai, ada seorang warga yang berlari dan berteriak kerah kami, katanya “Naik copat, disitu ado buaye, bose!!” yang artinya “Cepat naik, disana ada buaya besar!!”. Hal yang membuat bulu kuduk ini langsung merinding, dan aku bersama seorang teman langsung bergegas naik ke daratan. Lalu warga yang tadi mengajak kami bercerita dan dia mengatakan bahwa seminggu yang lalu ada orang yang baru saja diterkam buaya tak jauh dari lokasi kami mandi tersebut. Sereeemmm…

Hingga akhirnya masa 2 bulan kkn itu tidak terasa, kami harus segera balik ke Pekanbaru untuk kembali fokus melanjutkan skripsi. Dan cerita kkn tersebut terkemas rapi, ibarat kami masuk ke lorong masa lalu, dan kembali lagi ke masa kini 2 bulan setelahnya.

Setiba di Pekanbaru, kami menjalani kesibukan masing-masing, hingga jarang komunikasi lagi. Ini yang membuat hubungan aku sama si doi yang cinlok tadi menjadi semakin jauh, dan rasa itu menghilang begitu saja ditelan waktu. Aku tau dia masih memendam rasa saat itu, dan sangat sedih ketika aku mulai menjauh. Tapi emang semuanya udah terasa berbeda, apalagi setelah kkn itu aku berangkat ke Jakarta dan stay 2 bulan disana untuk mencari pengalaman baru. Life is a choice bro

Benar kata orang-orang bahwa “Masa KKN itu tidak bisa dilupakan seumur hidup, masa yang sangat menyenangkan, tapi kita tidak akan mau mengulangi KKN sekali lagi, cukuplah ia terbungkus rapi dialam kenangan dalam pikiran”.

KKN oh KKN!! Pengalaman tak terlupakan sekali seumur hidup

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *