Pengalaman Mengesankan di Merry Riana Business Accademy

Pada mei 2017 yang lalu, aku men-challenge diriku untuk mengikuti Kompetisi Merry Riana Business Accademy Batch 1. Pada kompetisi itu awalnya yang mendaftar ribuan orang untuk proses seleksi tahap pertama, hingga menuju 500, 250, 120, dan 90 orang. 90 besar inilah yang akan tampil didepan Merry Riana secara langsung sebelum diambil hanya 20 orang untuk diwawancara dan 10 orang finalis terakhir yang akan dilatih Merry Riana dan Bos Alva pada Merry Riana Business Accademy Batch 1 ini.

Pada tahap awal seleksi ini, kita disuruh untuk menceritakan tentang perjalanan dan pengalaman kita dalam menjalankan bisnis. Kita disuruh menuliskan apa-apa saja yang telah kita lalui dan pencapaian apa yang bisa kita dapat dalam business tersebut. Selain itu juga ada list-list skill yang kita kuasai dalam bisnis, seperti marketing, leadership, pitching, copywriting dan sebagainya.

Dan pada tahap ini aku menjelaskannya secara ringkas sebagai berikut:

The Story of Business:

Awalnya saya menjalani bisnis jersey pada tahun 2012. Bisnis ini dijalankan karena di daerah saya di Riau terdapat banyak permintaan terhadap jersey bola, karena saat itu lagi booming dan banyaknya event serta turnamen yang berkaitan dengan sepakbola dan futsal. Maka dari itu saya berinisiatif membeli jersey melalui agen yang ada di Magelang dan memasarkannya di Riau. Bisnis ini langsung memiliki pelanggan yang banyak mulai dari teman-teman kampus dan juga beberapa teman bermain bola yang lainnya. Tapi, yang namanya bisnis ada sunrise dan sunset nya, di tahun 2014, penjualan kami menurun, persaingan semakin banyak karna kompetitor mulai buka toko fisik sementara kami hanya menjualnya secara mulut ke mulut dan barang cuma di stok dikamar kosan saja tanpa melakukan inovasi dalam promosi. Hingga akhirnya di akhir tahun 2014 kami sukses menutup bisnis tersebut.

Akhir 2015, saya mencoba membuka bisnis berbasis online, karna menurut saya online itu bukan cuma tren, tetapi masa depan. Maka dari itu saya membuka Toko Online yang bernama Explorer Store melalui Facebook Fanspage dan Instagram, lalu memajang foto-foto barang yang dijual mulai dari sepatu futsal, tas dan sebagainya. Namun, dikarenakan tidak terlalu paham konsep pasar dan promosi melalui online, bisnis tersebut hanya terlihat keren tetapi tidak menghasilkan income yang mencukupi, ditambah lagi saya yang saat itu sedang merantau di Batam dan bekerja sebagai Customer Service buat beberapa perusahaan Food & Beverages yang ada di Singapore sehingga saya tidak bisa membagi fokus antara pekerjaan dan bisnis, yang membuat saya harus memilih salah satunya, maka saya putuskan untuk memilih pekerjaan.

Pertengahan 2016, saya hijrah ke Jakarta dan kembali membuka bisnis berbasis online dengan menjadi reseller dan menjual produk buku pendidikan yang berkaitan dengan Pendidikan Luar Negeri serta Bahasa Inggris. Namun lagi-lagi faktor tidak bisa fokus menjadi kendala, karena saya juga harus bekerja untuk menambah income agar bisa survive di ibukota ini. Ditambah lagi pekerjaan sebagai sales buat vendor-nya  tim Promosi Samsung yang membantu produk tersebut mencarikan titik lokasi iklan potensial mulai dari di Mall, Bandara, Jalan Raya, Public Space dan sebagainya mulai dari Sumatra, Jawa, Kalimantan, hingga Sulawesi yang membuat waktu habis di jalan dan harus fokus terhadap pekerjaan tersebut. Hingga pada akhirnya maret 2017 yang lalu saya putuskan untuk resign dan melanjutkan bisnis reseller buku tersebut, sambil membangun komunitas yang dinamakan Generasi Belajar, yang konsisten memberikan konten tentang tips-tips pendidikan luar negeri serta juga bahasa Inggris. Saya mulai menerapkan strategi-strategi pemasaran online mulai dari FB Ads, Instagram Hastag, serta juga Email Marketing. Hingga saat ini  saya masih terus rajin promosi agar bisa menarik konsumen mengenal brand Generasi Belajar. Kelemahan saya saat ini adalah di network, serta juga kemampuan membangun tim, karna saya sadari menjalani bisnis sendiri yang paling susah adalah menjaga mood agar tetap konsisten.

Skill yang dikuasai: Copywriting, Internet Marketing, Pitching, Sales & Marketing

Copywriting. Skill yang harus dikuasai oleh setiap marketer. Seperti yang diketahui, setiap kegiatan pemasaran di era digital ini harus memiliki seorang Copywriter yang jago. Karna untuk promosi melalui email marketing, Fb Ads, Content Marketing harus membutuhkan skill Copywriting. Sebagai teori, saya pernah ikut sebuah pelatihan “Tekhnik Induksi dalam Copywriting” oleh Mas Jaya Setiabudi, dan sekarang yang harus saya lakukan adalah membuat tulisan Copywriting sebanyak-banyaknya agar skill saya terasah.

Internet Marketing. Sebuah kegiatan pemasaran berbasis online, yang bertujuan mendatangkan traffic ke website atau campaign yang kita sebarkan. Maka dari itu kita harus mengerti sumber traffic tersebut berasal dari mana, bagaimana mengundang traffic baik itu melalui email marketing, Fb Ads, Google Adwords dan juga Content Marketing. Kebetulan saya memiliki sedikit pengalaman di Email Marketing, Content Marketing (karna saya konsisten memberikan konten di Generasi Belajar setiap hari), serta juga di FB Ads yang membutuhkan kemampuan untuk menentukan specific target market.

Fund-Raising/Pitching. Perkenalan saya dengan pitching pertama kali saat saya mengikuti Indonesia Future Investment Conference pada maret 2017 yang lalu. Saat itu saya belajar langsung oleh Wemppy Dyocta Koto tentang bagaimana kita Pitching Startup kita didepan Ventura Capital untuk mendapatkan pendanaan. Sejak itu saya selalu berlatih skill pitching tersebut, mulai dari skill presentasi, knowledge, serta mengerti terhadap kebutuhan pasar. Karena menurut saya ini sangat penting ketika Startup yang kita kelola mulai bertumbuh dan membutuhkan pendanaan dari seorang Ventura Capital.

Sales & Marketing. Memang skill saya di bidang sales belum terlalu matang, masih butuh latihan lebih banyak lagi. Tetapi sedikit pengalaman sebagai Sales buat tim promosi nya Samsung sudah meberikan saya gambaran bagaimana menjadi seorang sales, bagaimana strategi bernegosiasi dan mendapatkan closing yes dari klien serta customer. Sebagai sales kita harus bertemu dengan orang sebanyak mungkin setiap harinya agar bisa belajar langsung di lapangan sehingga skill interpersonal kita nambah secara natural. Di bidang marketing, saya terus merevisi strategi marketing saya di Generasi Belajar, sambil menerapkan teori Guerilla Marketing yang sudah saya pelajari melalui ebook yang saya punya.

Alhamdulillah, dengan tulisan yang agak sedikit WOW itu, akhirnya aku bisa lolos ke babak selanjutnya, yaitu 120 besar. Seleksi berikutnya adalah mengirim rekaman video via youtube yang lagi-lagi menjelaskan tentang diri kita dan bisnis kita. Video nya adalah sebagai berikut:

Alhamdulillah, atas izin-Nya aku kembali lolos tahap berikutnya dengan 90 orang tersisa. Pada tahap ini para peserta langsung berhadapan dengan Miss Merry Riana dan Bos Alva untuk mempresentasikan tentang bisnis masing-masing. Skill public speaking dan pitching sangat dibutuhkan disini, aku yang belum memiliki banyak pengalaman, khususnya berbicara didepan orang ramai sedikit minder dan grogi, sehingga hasilnya tidak maksimal.

Akhirnya aku gugur dari proses seleksi 90 besar menuju 20 besar ini, tapi sangat banyak pengalaman yang bisa aku dapatkan. Khususnya dari kelemahan aku dalam hal public speaking dan juga pitching, bagaimana meyakinkan calon mentor dan investor tentang ide kita, sehingga mereka yakin untuk memilih kita sebagai muridnya.

Ya, dengan 3 pertanyaan kritis, yaitu:

  1. Apa pencapaian terbesar dan visi anda dalam berbisnis? (Dijawab dalam 1 menit)
  2. Study case kita akan menjual produk buku catatan/note, gimana cara memasarkannya dengan harga yang mahal? (Grup dan hanya 2 menit presentasi)
  3. Bagaimana anda meyakinkan saya agar memilih anda? (30 detik)

Padahal untuk menjawab 3 pertanyaan itu sangat banyak ide yang muncul di kepala ini, namun apa daya ketidakmampuan lisan mengucapkan apa yang ada dipikiran, ketidakmampuan logika mengimbangi kecepatan imajinasi, sehingga apa yang aku ucapkan didepan audience sangat amburadul.

Yaah, gagal lagi deh, perlu belajar lagi deh. Karna memang kita akan lebih banyak belajar dari kegagalan. Dan meskipun tidak lolos, melalui tulisan ini aku sangat berterima kasih sudah diberi kesempatan lolos hingga 90 besar dan ketemu langsung dengan Miss Merry Riana dan Bos Alva. Sangat banyak pelajaran yang aku ambil, salah satunya bagaimana bisa tampil dengan yakin dan ceria didepan audience, seperti yang dicontohkan oleh Miss Merry Riana. Dan aku masih ingat kalimat dia untuk memotivasi kami sebelum tampil, “Biar jelek yang penting sombong”.

Hahaa pantesan aja yang lain pada pede gilak ketika tampil. Intinya jangan pernah minder dan selalu percaya dengan diri kita sendiri. Terima kasih Miss Merry Riana dan Bos Alva, sampai ketemu lagi pada kesempatan dan situasi yang berbeda.

1500192161272[1]

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *