Alam Takambang Jadi Guru, Petualangan Touring dari Riau ke Sumatra Barat

Alam Takambang Jadi Guru, Petualangan Touring dari Riau ke Sumatra Barat. ‘Alam Takambang Jadi Guru’, sebuah pepatah yang ada di pintu masuk kampus UNP Padang. Aku melihatnya saat berpetualang untuk pertama kalinya keliling Sumatra Barat pada 19 oktober 2012 yang lalu. Ya, emang udah sangat lama sih, cuma baru sekarang sempat aku share pengalamannya hehe.

Perjalanan kami ke Sumatra Barat saat itu dikarenakan sudah jenuh atas rutinitas kuliah, yang memang sudah memasuki semester kelima dan tugas lagi padat-padatnya. Maka dari itu aku bersama wawan, teman satu kontrakan pada saat itu, melakukan perjalanan yang sedikit nekat menggunakan sepeda motor dari Pekanbaru ke Padang.

Bisa dibilang inilah kali pertama aku melakukan perjalanan tidak bersama keluarga. Latar belakang kami saat itu hanyalah ingin mengobati stress, melihat keindahan alam Sumatra Barat, serta ingin men-challenge diri sendiri untuk melawan rasa takut.

Perjalanan dimulai pada jumat (19 oct ’13) pukul 05.30. Sehabis sholat shubuh, kami langsung cuss. Udara segar sehabis hujan sangat mendukung perjalanan kami saat itu, serta keindahan sunrise yang bisa kami lihat di pelataran sawah Kota Bangkinang, Kampar. Kemudian pada pukul 08.00 kami sudah tiba di Rantau Berangin, yang menandakan perbatasan Riau-Sumbar sudah dekat. Dan pada pukul 08.30 akhirnya kami tiba di Perbatasan antara provinsi Riau-Sumbar.

Alam Takambang Jadi Guru, Petualangan Touring dari Riau ke Sumatra Barat
Perbatasan Riau – Sumbar

 

Alam Takambang Jadi Guru, Petualangan Touring dari Riau ke Sumatra Barat
Alam Takambang Jadi Guru, Petualangan Touring dari Riau ke Sumatra Barat

Tepat pukul 09.00, petaka mulai menghampiri kami. Ban belakang Rx King yang kami kendarai bocor dijalan mendaki yang tak berpenghuni, sehingga mau tak mau aku harus turun dan menunggu serta wawan turun kearah bawah lagi mencari tambal ban motor. Suara alam dan binatang menemaniku sambil melihat wawan bersama motornya dibawah sana.

Setelah selesai menambal ban, kami melanjutkan perjalanan ke Bukittinggi, hingga tiba tepat pada pukul 12.00 dan kami langsung sholat jumat di mesjid dekat Jam Gadang. Selesai soljum, kami makan masih disekitaran jam gadang lalu dilanjutkan dengan foto-foto sebelum kami menuju spot selanjutnya yaitu Lobang Jepang yang ada di Panorama.

Alam Takambang Jadi Guru, Petualangan Touring dari Riau ke Sumatra Barat
Alam Takambang Jadi Guru, Petualangan Touring dari Riau ke Sumatra Barat

 

Alam Takambang Jadi Guru, Petualangan Touring dari Riau ke Sumatra Barat
Jam Gadang Bukittinggi

 

Setiba di Panorama yang hanya 5 menit dari Jam Gadang, kami melanjutkan foto-foto sebelum masuk ke Lobang Jepang yang merupakan sejarah peninggalan zaman penjajahan Jepang pada tahun 1942-1945 lalu.

Alam Takambang Jadi Guru, Petualangan Touring dari Riau ke Sumatra Barat
Panorama Bukittinggi

 

Alam Takambang Jadi Guru, Petualangan Touring dari Riau ke Sumatra Barat
View di Panorama Bukittinggi

Setibanya di pintu Lobang Jepang (Japanese Tunnel), kami merasakan aura yang bisa dibilang serem, seolah-olah kami merasakan mereka dipekerjakan secara paksa oleh Jepang, yang kita kenal dengan nama ‘Romusha’ ketika kita belajar sejarah di sekolah. Kami melangkah turun secara teliti, melangkah hati-hati mengamati ruang-ruang di sekitar mulai dari Penjara, Barak Militer, Ruang Amunisi dan sebagainya. Terkadang kami juga mendengar suara langkah tetapi tidak melihat wujud yang ada di ruangan tersebut.

Alam Takambang Jadi Guru, Petualangan Touring dari Riau ke Sumatra Barat
Lobang Jepang Bukittinggi
Alam Takambang Jadi Guru, Petualangan Touring dari Riau ke Sumatra Barat
Lobang jepang Bukittinggi
Alam Takambang Jadi Guru, Petualangan Touring dari Riau ke Sumatra Barat
Didalam Lobang Jepang yang menyeramkan
Alam Takambang Jadi Guru, Petualangan Touring dari Riau ke Sumatra Barat
Keep smile didalam ketakutan

Pada pukul 16.00, bersama gerimis kami melanjutkan perjalanan menuju Kota Padang. Sekitaran pukul 17.30, kami melewati daerah Padang Pariaman dan melihat sisa-sisa rumah bekas korban gempa Padang pada 2009 sebelumnya. Hingga akhirnya pada pukul 19.00 kami tiba di Kota Padang dan langsung menuju kos teman yang ada di Jl. Gajah I, didalam Kampus UNP di daerah Air Tawar, Padang. Sampai dikos teman tersebut, kami langsung tertidur pulas karena letih perjalanan seharian.

Besok paginya, aku sudah bangun sejak pukul 05.00. Dan baru kusadari, bahwa kos temanku tersebut terletak hanya 100 meter dari Pantai Gajah. Hal yang membuatku sangat senang, karna memang tujuan awal kami ke Padang adalah pantaiiii.

Memang pantai gajah ini tidak memiliki air yang jernih serta pasir yang putih, tapi suasana pagi nya merupakan salah satu yang terbaik yang aku alami sepanjang hidup. Sambil duduk bermenung diatas batu ditepi pantai, melihat nelayan yang memulai aktivitas berlayar di pagi hari, sambil mendengarkan lagu yang menjadi favoritku saat itu, ‘Ebiet G Ade-Aku ingin pulang’, hmm syahduuu.

Memang ini yang aku cari, alam yang bisa menghiburku dari rutinitas Kuliah serta banyaknya kompetisi Sepakbola dan Futsal yang aku ikuti saat itu, yang membuat aku sangat stress karna kurang piknik. Di pantai ini aku serasa pulang, pulang ke alam yang emang seharusnya menjadi guru kehidupan kita.

Serta juga melihat keberagaman dan aktivitas sosial dari orang-orang di sekitar, mulai dari nelayan, orang berjualan, anak-anak yang bersiap berangkat sekolah, serta gadih-gadih minang yang berjalan pagi mengitari pantai. hmm sabana rancaakk

Ini nih sedikit foto penampakan dari pantai gajah:

Alam Takambang Jadi Guru, Petualangan Touring dari Riau ke Sumatra Barat
Pantai Gajah Padang

 

Serta ada sedikit video juggling bola yang tak seberapa dari aku hahaa

Selepas sarapan, kami melanjutkan perjalanan keliling Kota Padang, tapi belum tau kemana tujuan yang pasti hmm. Apalagi saat itu kami belum terlalu banyak tau spot wisata yang ada di sekitar Padang, serta masih gaptek dan belum bisa menggunakan Google Maps hahaa. Hingga akhirnya kami memutuskan untuk visit Stadion Agus Salim, markasnya Semen Padang serta PSP Padang.

Alam Takambang Jadi Guru, Petualangan Touring dari Riau ke Sumatra Barat
Bench di Stadion Semen Padang
Alam Takambang Jadi Guru, Petualangan Touring dari Riau ke Sumatra Barat
Lapangan Semen Padang

Sore harinya kami menuju ke tempat paling ramai dan romantis di Padang untuk menikmati Sunset, yaitu Taplau, singkatan dari tapi lauik (tepi laut). Menikmati dan mengamati keindahan sunset serta keramaian yang ada di Taplau tersebut, dan tak lupa, kembali foto-foto hahaa.

Alam Takambang Jadi Guru, Petualangan Touring dari Riau ke Sumatra Barat
Sunset di Pantai Padang

Malamnya, ketika tiba dikos kami langsung tidur, karna capek dan juga ingin jaga kondisi soalnya besok paginya pada hari minggu (21 oct ’12) kami harus jalan pulang menuju ke Pekanbaru.

Besok paginya, kami kembali menikmati suasana pagi di Pantai Gajah, sebelum sarapan dan melanjutkan perjalanan balik dari Padang pukul 10.00. Pada pukul 12.00 kami melewati Air Terjun Lembah Anai sebelum masuk ke Padangpanjang, kami memutuskan untuk berhenti dan mandi di air terjun yang sangat indah nan dingin ini.

Air Terjun Lembah Anai
Air Terjun Lembah Anai

Selesai mandi, kami melanjutkan perjalanan balik ke Pekanbaru dengan sisa-sisa tenaga yang dimiliki, hingga pada akhirnya tiba di Pekanbaru pada pukul 20.00. Ketika membuka dompet, ternyata kami hanya menghabiskan Rp. 150.000 per orang selama perjalanan tersebut, karna semua serba irit dan hemat hahahaa.

Perjalanan yang sangat melelahkan, namun memberikan banyak pelajaran. Mulai dari cobaan bocor ban, hujan, dan sebagainya. Serta banyak pelajaran dari keindahan alam yang merupakan tempat kita pulang ketika kita sudah tidak bisa lagi mengatasi tekanan dalam kehidupan.

Alam Takambang Jadi Guru, Petualangan Touring dari Riau ke Sumatra Barat

( Disalin dari tulisan di blog sebelumnya di dangkurr.wordpress.com )

Baca juga keseruan lainnya perjalananku motoran ke Sumatra Barat Disini

One thought on “Alam Takambang Jadi Guru, Petualangan Touring dari Riau ke Sumatra Barat

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *