Jalan-jalan Akhir Tahun – Hahaa, judulnya formal banget yak. Maklum udah lama jari ini nggak menari, sekalinya nari nggak lama. Gue mau cerita, tapi bingung mulainya dari mana. Intinya sih, sejak terakhir kali gue traveling, yaitu ke Bali sekitar agustus 2019, hidup gue banyak bangeet berubahnya.
Emang sih, di artikel terakhir yang gue buat sewaktu menikmati senja di Pantai Kuta, gue udah janji sama diri sendiri untuk menemukan sesuatu yang baru. Keluar dari lingkaran gue yang sebelumnya, untuk mencari satu hal baru yang lebih menantang.
So, gue mutusin untuk hijrah ke Yogyakarta, menemukan lingkaran baru dalam hidup gue. Dari yang sebelumnya gue mengharapkan orang lain untuk bekerja, gue mulai mencoba untuk pure mengikuti kata hati gue, mendirikan bisnis, yang bener-bener struggle khsusnya disaat membangun fondasi di 3 bulan pertama.
Pada tahap yang bisa dibilang danger area ini, gue bener-bener ngerasain susahnya mendapatkan client, membangun value, serta menemukan market yang tepat untuk dijual. Yaa kalo gue ceritain secara detail bakal panjang sih, padahal kan judul artikel ini jalan-jalan akhir tahun.
Long story short, after 3 bulan gue running bisnis, dan sempat tersendat karena gue harus balik ke Riau untuk pesta pernikahan adek cewe gue satu-satunya, akhirnya gue sedikit menemukan titik terang. Dikarenakan bisnis gue ini traveling, yang fokus awalnya ada pada ticketing & paket tour, serta memiliki website untuk memudahkan pelanggan saat transaksi (sebut saja travatrip-id.com), gue harus benar-benar aktif di komunitas yang sesuai dengan target market yang gue tuju, atau versi yang lebih beraninya gue harus membangun komunitas sendiri untuk mengumpulkan calon-calon pelanggan yang ada di target market yang gue sasar.
Dengan sedikit kemampuan Digital Marketing, yang semua idenya gue tuangkan di website gue satunya lagi yaitu generasi-belajar.com akhirnya gue memberanikan diri untuk membuat Workshop Digital Marketing perdana gue di Jogja, dengan tema Facebook Ads.
Di Workshop ini gue bener-bener kayak superman. Gue yang cari tempat sendiri, make a deal dengan manager restaurant tersebut, and then buat campaign sendiri lewat facebook ads, gue juga yang ngelayanin sebagai CS buat pendaftaran dan registrasi ulang di lokasi acara, serta gue sendiri yang menjadi pembicara. Hahaa ini bener-bener hidup gue bangeet, yaitu selalu mencari tantangan baru dan nggak betah kalau ambil jalan hidup yang normal-normal aja, climber kalau diistilahkan.
After workshop yang lumayan memberikan keuntungan dan bikin finansial gue sedikit stabil ini, gue mutusin untuk sedikit traveling, mumpung saat itu tanggal 28 desember, waktu dimana gue selalu keluar dari rutinitas gue sehari-hari, pergi ke tempat yang baru, dan bertemu dengan pengalaman-pengalaman baru.
Sedikit review ke belakang, gue ngabisin akhir tahun di Dumai menyambut 2019, tempat dimana gue bener-bener ngabisin waktu bersama keluarga, setelah lelahnya perantauan di Jakarta. Akhir 2017, gue memutuskan untuk Backpackeran ke Malaysia. Akhir 2016, gue dapet dinas dadakan ke Batam, tempat gue bernostalgia kenangan masa-masa awal merantau. Dan akhir 2015, adalah saat-saat awal gue merantau ke Batam dengan segunung mimpi yang ingin gue capai.
Di akhir 2019 ini, gue memutuskan untuk ke salah satu pantai yang ada di Kabupaten Gunung Kidul, yang hanya sekitar 2 jam dari Kota Jogja. Kebetulan salah satu peserta workshop gue sebelumnya ada di Kecamatan Tanjungsari Gunung Kidul, nggak jauh dari pantai-pantai keren yang ada disana.
Peserta workshop gue ini sedikit sial ketika ia mau hadir ke acara workshop tersebut, harus kecelakaan ditengah perjalanan, sehingga dia nggak bisa ikut. And blessing in disguises, Sebagai gantinya, gue langsung samperin Mas ini untuk private mentor, sambil bersilaturahmi mengunjungi pantai selatan pulau Jawa.
Setelah private mentor yang hanya 3 jam tersebut, gue dan Mas Erwin lanjut makan siang sebelum ke pantai pilihan kita untuk dikunjungi, yaitu Pantai Krakal. Dan, emang nggak salah pilih sih, pantai pilihan akamsi (Anak kampung sini) emang the best. Pasir putih yang terhampar dengan jernihnya air laut yang tampak biru dari kejauhan, serta gulungan ombak yang silih berganti dan indahnya bebatuan karang, bener-bener pas buat gue untuk merenungi setahun perjalanan gue di 2k19.
Malam harinya, di perjalanan menuju kembali ke Jogja, gue dan seorang teman diperjalanan mampir sebentar di Bukit Bintang, menikmati suasana kota Jogja dari ketinggian.
Malam itu gue langsung tepar kelalahan, dan tidur hingga esok paginya, Yaiyasih normal ini hahaa. Dan di tanggal 29 desember itu, gue kirain liburan akhir tahun gue udah berakhir, eh ternyata nambah. Salah satu Pakde gue yang sedang mampir ke Jogja, mengajak gue ke Heha Skyview, spot wisata yang sedang viral saat itu. Sore hingga malam kami habiskan untuk menikmati keindahan wisata manmade yang instagrammable tersebut.
Sepulangnya dari Heha, gue kira liburan gue beneran udah berakhir. Eh ternyata nambah lagi. Papa mendadak ke Bandung untuk menjenguk tante gue yang sakit, dan langsung menelpon gue untuk berangkat ke Bandung malam itu juga. Waduuhh tiket mahal cuuy
Demi membahagiakan orang tua, gue rela berkorban apa aja. Azzeekk. Akhirnya malam itu juga gue berangkat menuju Bandung, dari stasiun Tugu Yogyakarta. Di jam 4 shubuh pada hari terakhir 2019, gue landing di Stasiun Bandung, setelah 8 bulan lamanya tidak berkunjung.
Pagi itu juga gue lanjut ke Cimahi, tempat Papa nginep. Seharian kita habiskan untuk silaturahmi mengunjungi rumah-rumah saudara, kemudian lanjut ziarah ke makam kakek dan nenek.
Cuaca Bandung yang hujan saat itu membuat kami yang motoran harus basah kuyup. Biasanya sih Papa kalo ke bandung selalu sempetin untuk belanja baju dan oleh-oleh di Pasar Baru, ritual ini tetap kami terusin meskipun hujan sedang lebat saat itu, bulu kali lebat.
Sore harinya, kita berkunjung kerumah uwa Maman, kakak tertua Papa di jalan Padasuka, Bandung, nggak jauh dari Saung Angklung Mang Udjo. Kondisi Bandung yang dingin malam itu membuat gue bawaannya pengen bersembunyi dibalik selimut beralaskan kasur empuk, sehingga kembang api yang sangat berisik di tahun baru itu nggak gue denger sama sekali.
1 januari 2020, bersama keluarga besar, kita lanjut silaturahmi ke Cimahi dari Bandung, dan lanjut ke Dago atas untuk wisata Café dan Kulineran. Dago Sky Park menjadi pilihan kami.
Setelah puas silaturahmi dan jalan-jalan sekitaran Bandung, gue lanjut ke Jakarta untuk ngerjain beberapa kerjaan, sementara Papa langsung balik menuju kampung halaman tercinta gue, Kota Dumai, yang berada diperbatasan antara Sumatra dan Melaka Malaysia.
Setibanya di Jakarta, gue ada beberapa meeting kerjaan serta sedikit project yang hasilnya lumayan buat nutupin operasional gue selama di Jakarta, dan juga ongkos balik ke Jogja.
Eh ternyata petualangan liburan gue nggak cukup sampai disini. Salah seorang temen kuliah gue yang sedang berkunjung ke Jakarta, ngajak gue untuk meetup dan gue langsung ngajakin dia ke Ancol, which is ini adalah tempat favorit orang-orang kalo ingin liburan ke Jakarta.
Kita nggak sempat masuk ke dufan siih, karena nyampe disana udah sore, so kita cuma nikmatin makan di AW, duduk ditepian Pantai, foto-foto di Jembatan yang katanya Jembatan Cinta, serta naik Gondola. Hahaa lumayan seru juga siih, hidup gue yang seru maksudnya. Seolah-olah kata liburan nggak ingin jauh dari gue, datangnya suka dadakan lagi, nggak pernah gue sangka-sangka.
Setelah puas liburan dan silaturahmi ke Bandung dan Jakarta, akhirnya gue kembali ke Jogja. Memulai 2020 dari Kota Istimewa, nggak sabar untuk kembali mendaki zona kesuksesan dan menggali segunung potensi yang ada didalam diri ini. FIGHT!!!