Menjelajahi Pesisir Sunset Pulau Dewata. Di petualangan yang kedua kalinya ke Pulau Dewata ini, waktu yang gw miliki jauh lebih singkat, yaitu hanya 2 hari. Jadi gw harus benar-benar menghemat waktu dan memanfaatkannya semaksimal mungkin untuk explore The Land of Paradise ini.
Gw berangkat dari Jakarta pada jam 8 malam menggunakan ‘Pesawat Singa’, dan landing di Bali sekitar jam 11.30 malam, dikarenakan 1 jam lebih cepat, nenek gw juga tau kalo ini.

Begitu landing di Bandara Ngurah Rai, gw langsung order grab bike menuju Jalan Raya Pantai Kuta, which is itu merupakan tempat gw menginap selama di Bali.

Tak menyia-nyiakan waktu, begitu check in di hotel dan sedikit beberes, gw langsung menuju Legian yang hanya memerlukan waktu sekitar 15 menit dari Kuta tersebut. Gw dan seorang temen gw ini beruntung karena diperjalanan menuju Legian, seorang Om supir taksi mengangkut kami dengan free alias gratis, karena persyaratan taksi untuk masuk ke Legian harus membawa penumpang, kalau taksi-nya kosong mereka kudu ngambil antrian, which is itu panjang banget, buang waktu dan bensin juga.
Begitu sampai Legian, gw mengitari jalanan yang penuh dengan bejibun bule tersebut, sebagian besar mereka pada mabok, sementara gw hanya tertawa melihat tingkah-tingkah aneh mereka.

Kalau bicara soal tempat favorit, ada 2 tempat favorit gw di Legian ini, yang pertama itu adalah Indomaret Point. Tempat ini penuh sejarah bagi gw, karena gw pernah menggembel hingga pagi, ga sanggup bayar hotel, bahkan sempat mandi disana, sobat misqueen hahaa. Tempat kedua adalah Sky Garden Legian, tak jauh dari indomaret point, sekitar 100 meter laah. Yang buat gw betah di Sky Garden ini adalah live music nya yang bener-bener keren, apalagi ketika mereka nyanyiin lagu 80’s, membawa gw bernostalgia ke masa 1980an, masa dimana gw belum hidup.
Pukul 03.00, gw balik ke Hotel dan beristirahat, sebelum dibangunin oleh panggilan telepon mama sekitar pukul 08.00 WITA. “Jam brapa sampai Bali bang?” menjadi kalimat pembuka gw hari itu. Tanpa mandi dan gosok gigi, gw langsung turun kebawah untuk sarapan dan menikmati pemandangan elok lekuk tubuh para bule yang sedang breakfast dengan pakaian yang menggoda, dosa oh dosa, tapi penasaran juga liatnya.

Waktu beranjak siang, matahari perlahan naik, naik banget hampir nyampe ke tengah-tengah, gw jalan menuju keluar Hotel dan mencari rental motor disekitaran Kuta ini. Kebetulan hari itu adalah hari jumat, gw buru-buru langsung mencari masjid disekitar Kuta, Masjid Al Mujahidin namanya, untuk menunaikan ibadah shalat jumat, dengan ‘3 hari memasuki bulan ramadhan’ menjadi tema dari Pak Ustadz setempat yang khutbah.

Selesai jumatan, gw jalan balik menuju hotel, tanpa menggunakan maps, sok paham jalan, yang akhirnya membuat gw sempat tersesat. Begitu kembali membuka maps, akhirnya gw bisa menemukan jalan raya kuta sebelum kembali ke Hotel.
Di Hotel, gw mau berenang dulu diterik siang ala ala bule, siapa tau bisa eksotis kayak mereka.

After swimming sekitar 15 menitan, gw dan seorang temen gw ini langsung jalan kearah selatan menuju Pecatu, menyisir bagian barat Pulau Dewata melewati Jimbaran, lalu menuju tempat dimana banyak pantai-pantai terkenal menghadap ke sunset seperti Pandawa, Dreamland, Padang-padang, Suluban, hingga berujung di Uluwatu.
Tapi dengan waktu yang super singkat, gw memilih untuk visit Pantai Dreamland aja, karena suka dengan akses jalanannya yang kayak komplek diluar negeri gitu, eh sekilas gw malah teringat dengan daerah Nongsa di Batam.
Ketika diperjalanan menuju ke pantai, tepatnya disebelah kiri, gw ketemu sebuah komplek yang ternyata eh ternyata itu adalah komplek Garuda Wisnu Kencana, sebuah patung besar khas Bali yang baru selesai pada 2018 yang lalu. Konon katanya patung ini mengalahkan besar Patung Liberty yang ada di New York sana. Benar atau nggaknya gatau jg sih, karena gw belum pernah ke New York, semoga aja ada rezeki kesana buat ngebandingin, googling juga bisa kali bang.

Di GWK ini, gw bener-bener seperti Akamsi, Anak Kampung sini. Keluar masuk tanpa bayar parkir, meletakkan motor sekenanya saja, lalu ambil foto sesukanya. Eh tapi herannya, petugas disini kok gak marah ya, apalagi mengejar. Bali bener-bener tempat yang damai dah, bikin gw minder kalau melanggar aturan.
Setelah puas-puas taking picture di GWK, gw melanjutkan perjalanan ke Pantai Dreamland. Hanya sekitar 15-20 menit, gw udah sampai di pantai dengan ratusan bahkan ribuan bule berbahagia dan bersuka cita, gw langsung tancap gass buka baju, berenang, melawan ombak, lalu kalah, terseret ombak, hampir menuju ke tengah, terminum air asin dan pasir, teringat kata emak ‘Ini mau bulan puasa dang jangan berenang di laut bahaya’, sekilas setelah kalimat itu terngiang didalam kepala, akhirnya gw bisa timbul kembali, eh ternyata gw masih bisa berdiri di pesisir pantai, menginjak karang, lalu tertawa karena sebuah drama yang gw ciptain di kepala gw sendiri, dikirain gw bakalan mati.


Memasuki senja, gw lanjut menuju Uluwatu. Kata orang, sunset disana keren tiada duanya. Eh tapi sebelumnya, diperjalanan gw melihat sebuah plang petunjuk menuju…
OMNIA, yang viral karena Om Hottman Paris itu, hampir aja gw tergoda menuju kesana, tapi dikarenakan fokus gw adalah mencari sunset di Uluwatu, gw kembali putar haluan untuk bertemu teman lama gw disana, monyet-monyet yang berkeliaran bersama pisang-pisangnya.
Awalnya gw sekalian pengen nyaksiin tari kecak sih, cuma karena tiket seharga 30.000 tersebut udah ludes, gw hanya membeli tiket menikmati sunset disana dengan biaya 20.000 bonus kain khas Bali buat foto-foto, berwarna ungu, tanpa pasha.



Setelah puas jepret-jepret di Uluwatu, gw balik ke Hotel untuk lanjut berenang sambil bersih-bersihin pasir sisa pantai Dreamland tadi. Setelah bersih harum dan wangi, gw lanjut mencari makan disekitaran Kuta, lalu mampir ke Hard Rock Café Bali. Dikarenakan ngafe disana mahal cyiin, yaah gw cuma foto dari luarnya aja, sambil berdoa suatu saat ada rezeki lebih buat menikmati live music disini.

Waktu menujukkan pukul 00.00 WITA, itu tandanya gw harus lanjut tidur, karena niatnya harus bangun shubuh-shubuh banget untuk enjoy sunrise di Pantai Sanur, sambil Yogaan ala-ala gitu. Namun apalah daya tangan tak sampai, gw bangun kesiangan, hilang sudah momen sunrise tersebut, mana gw harus balik ke Jakarta lagi sore harinya.
Alhasil, gw hanya santai-santai di hotel, sarapan, berenang, kemudian balikin motor, lalu jalan-jalan disekitaran Pantai Kuta dan Kuta Beach Walk Mall sambil cuci mata ngeliat produk-produk terbaru dari Brand favorit gw, Pull & Bear serta H&M, berharap lagi ada diskon gede disana. Nihil
Sebelum balik ke Airport, gw sempetin untuk beli oleh-oleh buat keluarga dan sahabat di Krisna oleh-oleh khas Bali, tak terasa waktu 2 jam mengitari toko milik Om Aji Krisna ini.
Dan akhirnya gw tiba di airport, di penghujung waktu singkat padat liburan gw, Menjelajahi Pesisir Sunset Pulau Dewata mulai dari Legian, Kuta, Jimbaran, Dreamland Beach, hingga Uluwatu.
Lalu kembali ke Jakarta, menghadapi realita.


We wish to thank you yet again for the lovely ideas you offered Jeremy when preparing her post-graduate research
in addition to, most importantly, regarding providing each of the
ideas in a blog post. In case we had known of
your blog a year ago, we will have been saved the unwanted measures we were employing.
Thanks to you.