Aduh Emak Asyiknye Jalan-jalan di Djakarte. Seorang Travel Blogger pernah posting di sosmednya:
Menulislah, karena kau takkan tau tulisanmu akan membawamu kemana
Sebutir kalimat yang bagi gw mutiara ini sudah cukup untuk memotivasi gw menuliskan setiap cerita perjalanan gw, baik itu solo-backpacker, family trip, jalan-jalan bareng sahabat maupun si doi, serta apapun itu yang berkaitan dengan berkarya dan berhubungan dengan passion gw, traveling.
Kali ini gw mau nge-review sedikit cerita perjalanan gw di Jakarta. Meskipun gw udah stay disini hampir 5 tahun (per 2019), tapi belum pernah sekalipun gw bener-bener melakukan trip jalan-jalan di Ibukota ini. Macet, sumpek, mager, hanya itu yang ada di pikiran gw soal traveling di ibukota tercinta.
Tapii, dikarenakan ada seorang teman yang memang sedang ada event di Jakarta, mau gak mau gw harus betah bermacet-macetan, sumpek-sumpekan, serta mager-mageran ngeliat orang-orang disekitar gw yang terkadang bikin badmood juga.
Eh tapi ternyata, bagi temen gw ini, yang memang hanya beberapa kali ke Jakarta, justru merasa semangat dan terpacu adrenalinnya ketika di ibukota, persis seperti yang gw rasain pertama kali ketika berkelana ke Jakarta, 5 tahun yang lalu.
Beruntung temen gw ini landing di Halim, which is gw ga perlu ngerasain drama panjang perjalanan menuju Bandara Soetta. Begitu landing, kita langsung berbagi cerita serta tawa dan melepas rindu karena sudah lama tak bersua.
Sore harinya, gw langsung membawa mereka ke Kota Tua, salah satu landmark-nya Jakarta. Disini kami menghabiskan waktu dengan bersepeda, bercanda tawa, serta berfoto ria. Beruntung saat itu Jakarta sedang persiapan Asian Games, so semuanya berbenah menuju Jakarta yang lebih indah.
Setelah puas bermain di Kota Tua, dan ngerasain langsung ketopraknya, kami lanjut naik Bus Trans Jakarta menuju Monas, ya katanya sih gak sah ke Jakarta kalau gak foto di Monas hahaa.
Tapii, di Monas kali ini kita gak hanya foto dari luarnya aja, kita iseng dan penasaran ada apa aja sih didalem Monas, dan kita langsung inisiatif menuju pintu Monas lalu naik keatas.
Ketika sampai diatas, dengan angin yang semriwing, gw speechless, kehabisan kata-kata, bahwa ternyata inside Monas keren juga yaa. Dari atas gw melihat pemandangan disekeliling Kota Jakarta, mulai dari utara kearah ancol, selatan kearah Bogor, barat menuju Tangerang, serta Timur menuju Bekasi, Cikarang, Karawang, dan Bandung (Gak kelihatan juga sih).
Dengan teropong yang memperjelas penglihatan, gw berusaha melihat Jakarta dari ketinggian hingga detail ke titik paling bawah, menuju lorong-lorong sempit yang gw berharap bisa melihat jodoh gw disana.
Setelah turun dari Monas, kami kembali nyobain ketoprak khas Monas, yang menurut gw gak ada bedanya sih, sampai terasa beda disaat membayarnya hahaa.
Malam itu juga kami langung bubaran, gw balik ke kosan di Jaksel, dan temen-temen gw tersebut balik ke penginapan mereka di Jakpus, karena keesokan harinya kita harus melanjutkan aktivitas kita masing-masing.
Ya, pastinya kalian akan mempertanyakan, “Kok judulnya gak ada kaitannya dengan artikelnya, ya?”
Sama, gw juga mempertanyakan. Ya intinya begitu sih, lo bakal ngerasain asiknya jalan-jalan di Jakarta jika lo pergi bareng temen-temen, khususnya temen-temen yang jarang ke Jakarta, sehingga dia berasa euphoria dan kita nya malah biasa aja, kemudian mentertawakan mereka.
Oh iya, untuk wisata disekitaran Jakarta, selain Kota Tua dan Monas, kalian juga bisa ke daerah Pelabuhan Sunda Kelapa, disana kalian bisa ngerasain wisata sejarah awal mulanya Kota Batavia, saat pertama kali Belanda mendarat dengan bendera VOC-nya, serta kalian juga bisa kearah selatan, menuju Puncak Bogor yang terkenal dengan keindahan diatas ketinggian, indomie rebus, dan mamang-mamang villa yang siap membantu kalian melepas hasrat yang tak tertahankan dikarenakan kedinginan.