Gaya banget, bisa dapat kerja ke Singapore!

Gaya banget, bisa dapat kerja ke Singapore! Alkisah, sejak memasang niat untuk merantau ke Batam, aku juga sudah merencanakan ingin backpack ke Singapore, atau kalau bisa kerja disana sekalian. Ini dikarenakan jarak antara Batam dan Singapore sangat-sangat dekat, really-really close, bisa dilihat oleh mata kepala sendiri tanpa bantuan mata orang lain.

Apalagi di beberapa spot seperti Pantai Nongsa, Bukit Senyum, Waduk Sungai Ladi kalau kita dari arah Batam Centre, dan yang paling jelas bisa dilihat di Pantai Tanjung Pinggir, yang gak jauh dari tempat aku tinggal di Sei Kupang.

Bisa melihat Singapore dengan sangat jelas lho disini!

Pergi ke Singapore inilah yang menjadi motivasiku untuk membuat paspor ketika di Dumai, sebelum berangkat ke Batam. Aku berharap dapat rejeki durian runtuh ada seorang bapak-bapak baik yang aku tolong kacamatanya yang terjatuh dijalanan, terus dia mengucapkan terima kasih dan memberikanku tiket untuk jalan-jalan ke Singapore. (Ngimpiiii)

Namun aku yang udah sejak tahun 2010 belajar tentang Hukum LoA (Law of Atrraction) melalui Buku The Secret karya Rhonda Byrne, selalu berafirmasi bahwa aku ingin pergi ke Singapore dan memancarkan energy ini ke semesta, kemudian semesta membalikkan energy ini dan langkahku menuju Singapore akan muluss semulus-mulusnya. (Halaaahh gayaaa…)

In reality, kalau ada waktu senggang aku emang selalu pergi ke Pantai Tanjung Pinggir yang memang hanya 10 menit dari tempat aku tinggal itu. Aku sempetin jogging pagi disana sambil melihat Marina Bay dada-dada dari kejauhan. Sore harinya, aku pergi di pondokan dekat KTM Resort sambil melihat sunset dan pesawat baris-berbaris menuju Changi Airport. Secara bergantian juga gedung-gedung diseberang sana menghidupkan lampunya pertanda hari sudah malam.

Habis jogging pagi di Pantai Tanjung Pinggir

Pucuk dicinta, (kali ini) ulampun tiba. Dan memang rejeki itu datang kepada orang yang selalu berpikir positif, bangun dipagi hari, dan mencari peluang keluar dari kandang. Sejak awal di Batam aku memang udah rutin untuk jogging pagi di lapangan sepakbola Sei Kupang, dan dipagi yang cerah itu juga lah aku bertemu dengan Bapak yang selanjutnya aku panggil Pak Yusuf ini.

Begitu sama-sama habis jogging, aku berbincang dengan Pak Yusuf. Berkenalan, bertanya asal usul, yang aku tau ternyata dia asli Medan namun udah lama stay di Batam. Singkat cerita, ia bertanya:

“Tujuan kamu ke Batam apa nak?”

“Rencananya mau cari kerja Pak”, jawabku

“Kamu bisa Bahasa Inggris?”

“Tentu saja Pak, saya kan emang sarjana Guru Bahasa Inggris di Pekanbaru”

“Waah tepat sekali, ini nomor hp saya, kamu catat, nanti saya sms alamat kantornya. Kebetulan saya lagi cari orang untuk bekerja dan kami bekerja sama dengan perusahaan dari Singapore”

“Siap Pak Yusuf”.

Lapangan Bola Sekupang yang menjadi saksi. Foto: twitter @mdadangkurnia

 

Tanpa basa basi, aku langsung sms Pak Yusuf, dan ia langsung menyuruhku untuk datang ke kantornya di daerah Orchid Park, Batam Centre. Jam 1 siang, aku sudah disana, lengkap dengan pakaian rapi serta berkas lamaran kerja.

Tapi apalah daya, Pak Yusuf masih ada kerjaan yang harus diselesaikan diluar, dan tugasku kali ini hanya menunggu kepulangan Pak Yusuf ke kantor, entah jam berapa. Momen menunggu ini aku manfaatkan dengan beradaptasi ke lingkungan sekitar, aku mencoba makan di Warung Padang disebelah kantor, yang ternyata bapak dan ibu ini orang Lintau, Sumatra Barat, sekampung dengan mama ku. Kami langsung berbincang panjang lebar dan langsung seperti saudara, yang memang sama-sama hidup di perantauan.

Pak Yusuf tak kunjung pulang, aku sudah bosan menunggu. Disaat mata tengah terkantuk, pukul 17.30, lewatlah Pak Yusuf dengan motor andelannya itu. Aku langsung disuruh naik keatas ruang interview, diperjalanan menuju atas aku sangat gugup melihat semua orang sekantor pada sibuk, hectic, riweuh sedang berkomunikasi via telpon menggunakan English, hingga timbul pertanyaan dibenakku ini pekerjaan apa sihh??

Proses interview tidak berlangsung lama, hanya 15 menit, ditutup dengan adzan maghrib. Disaat interview juga tidak banyak pertanyaan yang susah, aku bisa menjawab pertanyaannya dengan tangkas, karna emang sangat gampang. Masa cuma ditanya nama, sedikit introduction, serta disuruh translate kalimat passive voice, receh banget ga? Merendahkan seorang S1 Bahasa Inggris namanya itu, huhh!!

Memasuki pertanyaan terakhir interview, Pak Yusuf berkata:

“Do you have passport?”

“Yes, beacause I have plan go to Singapore, Malaysia, and also Thailand from Batam. That’s why I prepared it before I came here”, jawaban yang sangat tangkas dari orang nyeleneh yang sok jenius.

Aku malah balik bertanya, “Is there any chance for me to go to Singapore if I work here?”

“Oh, off course”, jawab Pak Yusuf yang keheranan dan bertanya-tanya sebenarnya siapa sih yang sedang diwawancara.

Adzan Maghrib menutup proses interview kami. Aku langsung bergerak merapikan celana dan kemeja panjangku untuk bersiap-siap ke kamar mandi ambil wudhu’, Pak Yusuf kembali keheranan dan bertanya-tanya, ‘Ini anak beneran alim atau hanya sekedar cari muka ya?’

Tapi apapun itu, Pak Yusuf langsung mengajakku shalat berjamaah bersamanya, yang membuatku rindu sama papa sambil mengingat kapan terakhir kalinya kami shalat maghrib berjamaah.

Selesai shalat, Pak Yusuf bilang kalau aku dapat sms jam 9 malam itu tandanya aku diterima kerja disana. Kalau gak dapat sms, jangan harap aku akan menginjak kantor ini lagi!!

Maka pulanglah aku menuju Sei Kupang atau yang biasa orang bilang Sekupang itu. Sama aja. Begitu sampai dirumah temanku ini, pukul 19.30, hp ku berdering oleh panggilan Pak Yusuf. Aku pun heran, katanya jam 9, ini kok setengah 8 udah dikabarin. Bapak ini gak sabaran ya orangnya, kayaknya dia orangnya protektif nih.

Tanpa pikir panjang, langsung aku angkat telponnya. Pak Yusuf berkata, “Dadang, can you go to Singapore tomorrow morning?”, sontak aku terperangah, terkejut, kaget, ternganga, habis mimpi apa??

Beberapa detik kemudian, aku jawab, “Yes, Mr.”.

“Okay, datang ya kerumah saya jam 8 malam ini, nanti saya sms alamatnya”. Tergopoh-gopohlah aku dan temanku mencari rumah Pak Yusuf ini, tepat jam 8 aku sudah masuk kedalam rumahnya.

Tanpa menawarkan minum sedikitpun, dia memberiku tiket Kapal Batam-Singapore PP. Tanpa bertanya sedikitpun, aku terima tiketnya dengan wajah polos. Dia gak tau betapa senangnya aku bisa keluar negeri untuk pertama kalinya, dibayarin lagi!!

“Kau gak ada pertanyaan?”, Tanya Pak Yusuf ini. Bahkan aku sampai lupa, bahwa dia belum menjelaskan sebenarnya aku ini akan kerja apa. Kacauuu

Aku hanya menjawab dengan muka polos, diam, terpana, ternganga. Hingga akhirnya Pak Yusuf menjelaskan bahwa sebenarnya aku ini akan bekerja sebagai Call Center di 2 Perusahaan Food and Beverage di Singapore, yaitu Candian Pizza dan Mc Donald.

“Cuma itu saja yang bisa saya sampaikan soal pekerjaan kamu, selebihnya besok kamu akan dijelaskan secara detail disana. Disana 5 orang teman kamu yang sudah training duluan, ada orang Indonesia dan Singapore. Saya percaya kamu bisa karna saya membaca di CV kamu bahwa kamu memiliki skill komunikasi Bahasa Inggris, Mengoperasikan Komputer, dan Internet. Ketiga skill tersebutlah yang diperlukan untuk bekerja di Perusahaan ini”.

Alamak kacau laah, aku baru ngeh ternyata CV ku itu semuanya copas dari Andre, teman sekelasku semasa kuliah, dan itu bukan murni skill yang aku miliki. Kacauu

Pak Yusuf melanjutkan, “Disana kamu akan bertemu Jack, ini save nomornya, besok kamu telpon dia disana!”. Aku hanya menjawab iya, biar gak panjang lebar, kemudian pulang.

Dag dig dug hatiku pada malam itu, karna belum ada persiapan, belum packing, dan baju cucian beberapa masih belum kering, sebagian aku seterikan malamnya, sebagian baju tidak aku seterika. Kacaaauu

Bangunlah aku pada pagi buta, pukul setengah lima. Aku langsung diantarkan menuju Pelabuhan Batam Centre untuk keberangkatan kapal jam 6 pagi. Semua berlalu begitu cepat, dalam perjalanan gak sampai sejam (meskipun hitungan waktu Singapore nya jadi 2 jam), aku sudah sampai pada petualangan luar negeri pertamaku, SINGAPORE I’M COMING!!!

Dan melesetnya, aku baru ngeh karna yang aku bawa uang rupiah, itupun Cuma 100 ribu. Aseli di Atm juga cuma berisi 150 ribu, yang pastinya gak akan bisa diambil disana.

Dan jadilah aku KE SINGAPORE DENGAN S$0 !!!

Gaya banget, bisa dapat kerja ke Singapore!

Baca juga cerita perjalanku Backpackeran dari Yogyakarta ke Bali Disini

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *