Ke Singapore Tanpa Membawa Uang Sepeserpun Alias 0 Dollar !! Judul ini aseli, serius, sumpahh!! Sebenarnya ada sih uang cepek selembar, tapi kan itu uang rupiah. Harusnya aku tukarkan di Pelabuhan Batam Centre, tapi karena perasaan yang terlalu sumringah, gak tau karna apa, mungkin karna keluar negeri untuk pertama kalinya ya, hingga akhirnya aku lupa menukarkan uang tersebut. Kacaauu
Aku hanya dikasi Tiket Batam-Singapore PP, yang kapan saja bisa aku gunakan sebelum limitnya habis 3 bulan lagi. Begitu sampai di Pelabuhan Harbourfront Singapore, aku kayak orang bego!! Serius, kaya orang bego!!


Satu-satunya andelanku disana adalah sebuah nomor yang dititipkan Pak Yusuf kepadaku. Baca artikel aku sebelumnya ya genks, Pak Yusuf ini adalah orang yang mengajakku bekerja di perusahaan ini. Sebuah perusahaan call center yang bekerja sama dengan Singapore untuk meng-handle Canadian Pizza dan Mc Donald. Hanya itu saja yang aku tau sejauh itu, untuk lebih detailnya akan dijelaskan di kantor Singapore disaat training.
Kubuka lah HP BB ku ini, kubaca nomor kontak yang ternyata nomor Singapore itu. Aku telpon pria yang di HP tertulis nama Jack, panggilannya masuk, tapi gak diangkat. Dan saat itu juga aku baru sadar aku belum mengaktifkan roaming, sisa pulsa tinggal 10 ribu rupiah, tidak ada nomor Singtel, dan gak tau gimana cara mau nelpon dan gak ngerti apa itu maksud roaming. Kacaauu
Dan kacaunya lagi, 10 menit kemudian si Jack ini menelepon balik, eh aku yang masih culture shock dan serasa masih di Indonesia, mengangkat telpon dan bertanya, “Halo, siapa ni?? Tuut tuut tuut…”. Kacaauu sekacau kacaunya.
Setengah jam berlalu, Jack tak kunjung menelpon kembali. Padahal itulah yang aku harapkan. Mungkin dia merasa asing dengan nomor ini, entalaya. Aku hanya berkeliling sekitar Harbourfront, mengambil foto Pulau Sentosa dari kejauhan, sambil nguping orang-orang yang berbahasa Indonesia, untuk aku tanyakan kemana akses naik kereta kearah kota.
Dan jika tak kunjung dapat kabar dari Jack, jalan terakhir aku hanya pulang lagi ke Batam, dengan oleh-oleh beberapa foto disekitaran Harbourfront, Sentosa dari kejauhan, dan tanpa selfie karna meskipun ada android lenovo yang jadul itu kamera depannya bikin aku muak untuk selfie.

Disaat tengah duduk termenung, menunggu yang tak pasti, menanti yang tak kunjung tiba, aku disapa oleh seorang kurir delivery makanan disekitar pelabuhan Harbourfront, yang belakangan aku kenal dengan nama Bang Onang.
Cerita demi cerita, ternyata Bang Onang ini orang Selatpanjang, Kab. Kepulauan Meranti, tepatnya Teluk Belitung, dan ternyata hari itu aku sangat beruntung. Beruntung karna aku juga punya teman sesama KKN waktu kuliah dulu yang juga berasal dari Teluk Belitung, bernama Afrizon. Dan aku juga sempat mendapatkan tawaran untuk bermain bola membela salah satu kampung disini dalam turname se-kabupaten. Tak tanggung panjang cerita kami setelah itu, tak sadar kami sudah akrab macam dah seribu tahun kenal.
Hingga pada akhirnya Bang Onang ini bertanya, “Jadi tujuan kamu kesini apa dang?”
“Aku nak ikut orang kerja ni bang”, jawabku sambil agak memaksakan bahasa khas melayu Selatpanjang.
“Trus orangnya udah dihubungi?” Bang Onang kembali bertanya
“Itu dia masalahnya bang, tadi udah dihubungi tapi malah mis komunikasi. Ini sekarang pulsa dah habis dan nomor orang tu singtel pula”
“Ha coba hubungi pakai nomor inilah”, Bang Onang menawarkan HP-nya.
Akhirnya aku mencoba sms si Jack menggunakan HP bang onang ini, dan lagi-lagi aku beruntung karna si Jack membalas sms nya. Kami akhirnya janjian untuk bertemu di Arrival Gate Pelabuhan, Jack mengatakan dia memakai baju kaos warna hitam.
Teringat aku kata Pak Yusuf, bahwa Si Jack ini berciri-ciri tinggi sipit dan berkacamata. Begitu sampai di Arrival Gate tak susah bagiku untuk menemukan Jack. Akhirnya kami langsung jalan menuju stasiun, hanya ucapan singkat terima kasih yang aku ucapkan kepada Bang Onang yang sudah menolongku saat itu, dan hingga kini aku belum sempat bertemu kembali dengannya. Bahkan mukanya pun sekarang aku lupa, tetapi kebaikannya akan selalu aku ingat. Dalam hati juga sempat berpikir apakah dia itu seorang manusia atau malaikat yang menolongku pada jumat pagi 13 november 2015 itu.
Aku mengucapkan syukur sepanjang perjalanan menuju ke Stasiun Harbourfront bersama teman baru ku ini, Si Jack yang sudah malang melintang bekerja di Asean dan sempat bekerja di Google Manila itu.
And let the journey began!!
Baca cerita selanjutnya tentang 5 hari perjalananku Ke Singapore Tanpa Membawa Uang Sepeserpun Alias 0 Dollar !!
Baca juga cerita perjalanku Backpackeran dari Yogyakarta ke Bali Disini