Family Trip: Parangtritis, Wisudaan, dan Upgrade Foto Keluarga

Family Trip: Parangtritis, Wisudaan, dan Upgrade Foto Keluarga. 

Rasane kepengin nangis yen kelingan parangtritis Hatine koyo diiris

Potongan lirik dari Mas Didi Kempot itu terngiang di kepala gw diperjalanan menuju Parangtritis.

Di Familty trip kedua gw bersama keluarga di tahun yang sama, Yogyakarta menjadi bahan cerita. Sambil menghadiri wisuda adik gw di salah satu kampus negeri di Jogja, kita sekeluarga janji untuk meetup disana.

Papa, Mama, dan adik bungsu berangkat dari Dumai, melewati Pekanbaru sebelum flight ke Jogja. Adik gw yang cewe dan akan wisuda sudah menunggu di Jogja, lengkap bersama mobil rentalnya. Gw yang stay di Jakarta, masih bergulat bersama pekerjaan dan browsing-browsing harga tiket ke Jogja yang meledak saat itu.

Dikarenakan long weekend menjelang 17 agustusan serta Lebaran Haji, harga tiket nggak masuk akal, akal kantong gw. Naik kereta api berasa naik pesawat, harga tiket pesawat naik 2x lipat. Hingga akhirnya gw memilih naik bus dari Terminal Kampung Rambutan.

Sial tak bisa ditolak, pengalaman pertama gw naik bus dari Kampung Rambutan, berujung dikerjain calo sehingga gw harus membayar 2x lipat. Perjalanan bus melewati Subang – Brebes – Tegal – Pekalongan – Pemalang – Batang – Boyolali – Klaten hingga Solo ini gw isi dengan kekesalan dihati.

Kesal karena harus berurusan calo di Kampung Rambutan, semakin kesal karena bus ini tidak berhenti di Jogja, sehingga terpaksa gw turun di Solo pukul 04.00, untung saja tidak ketiduran. Kalau ketiduran bisa-bisa gw bangun udah di Madiun Jawa Timur.

Dengan muka badmood gw turun dari bus, sambil mencatat nomor Hp kontak keluhan yang ada di jendela bus tersebut. Gw udah pasang niat untuk ngelaporin kenakalan agen dan calo bus mereka, dan minta balikin sisa duit gw yang tertipu. Perjuangan yang gak sia-sia, gw bisa dapetin sisa uang gw tersebut beberapa hari setelah gw laporin kejadian tersebut.

Balik lagi ke family trip gw ke Jogja, akhirnya gw tiba di Terminal Giwangan Yogyakarta jam 07.00 pagi. Sambil menunggu jemputan dari keluarga, gw isi dengan sarapan indomie, gorengan dan teh anget. Hingga kemudian keluarga gw datang menjemput setengah jam kemudian.

Di hari pertama family trip kami yang full team ini, langsung menuju pantai yang legendaris, biasa disebut parangtritis. Perjalanan 1 jam dari arah penginapan kami disekitar km 1 kaliurang menuju Pantai Parangtritis ini dilewati dengan bercanda tawa dan ceria ala keluarga LDR yang memang sudah pada merantau dan tinggal berjauhan dari kampung halaman.

Keraton Yogyakarta
Eh sempat ke Keraton Jogja juga ding hehe

Ba’da ashar, keluarga kami tiba di Pantai Parangtritis. Teriknya matahari menyambut, ditemani dengan pasir hitam pantainya, tinggi gulungan ombaknya, kuda-kuda yang sibuk membawa para tamu, serta para penjaja makanan yang menyapa dengan senyum ramahnya.

Melihat kearah timur, terdapat sebuah bukit yang biasa dibuat untuk aktivitas paralayang, dan ada juga yang menerbangkan layang-layang. Kearah barat, bulatnya matahari membuat mata semakin mirip China, dan kalau mau sedikit capek jalan kearah barat sana, terdapat gumuk pasir yang terkenal sebagai spot wisata yang instagrammable.

Keluarga kami memutuskan untuk menikmati sore sambil berfoto ria hanya disekitaran pantai parangtritis, sambil naik kereta kuda menyisiri bibir pantai. Pantai Parangtritis dan langit senja diatasnya menjadi saksi ceria keluarga kami yang memang jarang ngumpul bersama, dikarenakan 2 anggota yang berjuang di perantauan serta 3 lainnya menetap di kampung halaman, kota Dumai yang terletak di perbatasan antara Indonesia dan Malaysia, berdampingan dengan Selat Melaka.

Family Trip Pantai Parangtritia

Family Trip Pantai Parangtritia

Family Trip Pantai Parangtritia

Family Trip Pantai Parangtritia

Family Trip Pantai Parangtritia

Family Trip Pantai Parangtritia
Family Trip Pantai Parangtritia

Malam harinya, gw dan adik gw yang cewe ini nyobain ngopi disekitaran Kaliurang. Awalnya sih mau ke Filosofi Kopi yang viral itu, cuma karena antrian teralu ramai kami memutuskan untuk pindah mencari coffee shop lainnya disekitaran Filkop. Beberapa teman yang juga berasal dari Dumai dan Riau akhirnya ikut bergabung untuk berbagi cerita masa muda di malam yang dingin tersebut.

Keesokan paginya, dikarenakan sedikit kelelahan. Kami memilih untuk istirahat di penginapan. Gw sempat membawa Papa jalan-jalan berdua sambil jogging pagi disekitaran kawasan GSP UGM, memperkenalkan salah satu kampus terbaik di Indonesia ini.

GSP UGM
Lapangan GSP UGM

Berhubung juga hari jumat, gw beserta Papa dan adik yang cowo memutuskan untuk sholat jumat di Masjid UGM sebelum melanjutkan makan siang di Geprek Susu depan Kampus UNY.

Pada H-1 menjelang acara wisuda adik gw di Universitas Negeri Yogyakarta, kami juga memutuskan untuk pindah penginapan ke Wisma MMUGM agar dekat dengan lokasi wisuda, yang juga masih terjangkau dengan jalan kaki. Karena kalau naik mobil dipastikan macetnya naudzubillah.

Sehari menjelang acara wisudaan ini, kami sekeluarga hanya jalan-jalan disekitaran Kota Jogja, mencari oleh-oleh, dan silaturahmi ketemu keluarga-keluarga dari Cilacap yang kebetulan juga lagi di Jogja.

Family in Yogyakarta
Big Fam’s

Pada hari H wisuda dengan cuaca gerah, panas, dan rame itu, Alhamdulillah semuanya berjalan lancar. Selepas acara wisuda dan makan bersama, kami memutuskan untuk upgrade foto keluarga. Valios Studio menjadi pilihan kami, tak jauh dari Kampus UNY.

Valios Studio Yogyakarta
Maaf kalo tangan gw kurang sopan. ehe
Valios Studio Yogyakarta
Just 3 of us

Valios Studio Yogyakarta

Kulineran di Warung Jejamuran jalan Magelang bersama keluarga besar menjadi penutup malam itu. Dan besok paginya gw, Papa, Mama, serta adik yang bungsu harus berangkat naik kereta menuju Jakarta, dan adik gw yang cewe masih stay di Jogja menunggu selesai urusan berkas-berkasnya dari kampus.

Sesampainya di Jakarta, Papa, Mama dan adik bungsu hanya menginap sekitar 2 hari, sebelum kembali terbang ke Pekanbaru dan lanjut ke Dumai kembali bersama rutinitas masing-masing.

Sungguh ajaibnya waktu, semuanya berasa cepat berlalu

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *