Family Trip: Pantai Mirota Batam

Family Trip: Pantai Mirota Batam. Ya, ini merupakan salah satu perjalanan keluarga gw yang memorable, selain trip Dumai – Jakarta – Bandung – Cilacap – Borobudur Magelang pada tahun 2002, ataupun Dumai – Pekanbaru – Jakarta – Bandung – Cilacap – Batam 3 tahun setelahnya.

Memang sejak kecil kami sekeluarga sudah sering nge-trip sambil pulang ke kampung halaman Papa di Cimahi, Bandung, ataupun ke kampung halaman Mama di Lintau, Sumatera Barat. Ya, gw emang blasteran barat.

Tapi perjalanan ke Pantai Mirota ini agak sedikit berbeda, dikarenakan ini merupakan acara family gathering dari perusahaan Papa, sekaligus sebagai acara terakhir Papa menjelang pensiun setelah mengabdi selama hampir 30 tahun di salah satu perusahaan milik Negara.

Sayang banget, adik gw yang saat itu masih kuliah di Jogja nggak bisa hadir di trip kali ini. Dan gw, yang stay di Jakarta dan seharusnya bisa langsung ambil flight menuju Batam, harus sedikit muter dulu ke Pekanbaru, lanjut ke Dumai, sebelum naik Kapal bareng keluarga dan teman-teman kantor Papa dari Dumai menuju Batam, melewati Bengkalis, Selatpanjang dan Tanjung Balai Karimun, 8 jam lamanya.

Pukul 15.00, kapal kita mendarat di Pelabuhan Sekupang, Batam. Setelah menunggu beberapa saat, langsung ada bus menjemput menuju penginapan kami di Hotel Sahid Batam Center.

Hotel Sahid Batam Center
Foto bareng Mama di Hotel Sahid Batam Center

Sore harinya, gw dan adik bungsu langsung nyobain nge gym, swimming, serta sauna fasilitas dari Hotel ini. Setelah badan fit dan kembali segar, malam harinya kami langsung menuju pusat perbelanjaan Nagoya Hill yang identik dengan barang-barang murah, branded, serta sentra oleh-oleh khas Batam. Didapatlah sebuah koper serta beberapa helai baju dan celana di Sunboss yang terkenal dengan barang import dari Korea tersebut.

Keesokan harinya, after breakfast di Hotel, kita langsung menuju Pantai Mirota, Pulau Galang, melewati Jembatan Barelang yang ikonik sebagai landmark kota Batam. Barelang ini sendiri merupakan singkatan dari Batam – Rempang – Galang yang merupakan 3 pulau besar yang dihubungkan oleh jembatan-jembatan ini. Ada sekitar 6 jembatan yang menghubungkan Pulau Batam, Rempang dan Galang.

Setelah perjalanan sekitar 1 jam, tiba lah kami di Pantai Mirota yang ada di Pulau Galang. Begitu sampai disana Papa beserta teman-teman kantor dan keluarga mereka langsung mengikuti rundown mulai dari outbond serta banyak game ala-ala pantai. Sementara gw, Mama dan adik bungsu mencari spot foto Instagrammable di sekeling Pantai Mirota yang terkenal dengan air yang tenang nan jernih, serta pasir putih yang membuat gw merasa di Kepualan Banda Neira, Maluku, meskipun gw belum pernah kesana.

Pantai Mirota Batam
Emak gw pede juga ye

Pantai Mirota Batam

Pantai Mirota Batam

Pantai Mirota Batam

Dan gw bersama adik yang kecil juga sempat naik perahu menyisiri pesisir Pantai Mirota ini.

Pantai Mirota Batam

Sebenarnya ini bukan pertama kalinya sih gw ke Mirota. 2 tahun sebelumnya gw juga udah visit pantai ini bareng si doi, niatnya sih kami ingin mengejar sunrise, sehingga nekat berangkat pukul 05.00 shubuh menuju Pantai Mirota, melewati jalan lurus nan membosankan disekitar Pulau Rempang dan Galang, berteman dengan semak belukar dan sedikit bukit di kiri dan kanan. Eh ternyata prediksi kami salah, Pantai Mirota ini kerennya pas sunset bukannya sunrise. Ya nasib.

Pantai Mirota Batam
Kunjungan gw ke Pantai Mirota 2016

Pantai Mirota Batam

Kembali ke trip ini, setelah puas bermain-main bersama air laut, pasir pantai, dan teriknya matahari, kami lanjut bersih-bersih di toilet yang ada di Pantai Mirota ini. Ada sedikit cerita menarik, disini gw berbagi cerita dengan salah satu bapak penjaga toilet, yang berasal dari Kupang, Nusa Tenggara Timur. Dia bilang sangat banyak orang komunitas dari NTT yang datang ke Pulau Batam, Rempang, dan Galang, puluhan tahun yang lalu. Baik itu yang dari Kupang, hingga Ende, Manggarai dan Larantuka yang ada di Pulau Flores.

Bapak ini juga bercerita kalau ia sudah benar-benar menetap di Batam, dan hampir nggak pernah pulang ke Kupang lagi. Terakhir pulang puluhan tahun yang lalu, itupun menggunakan kapal laut. Dan gw, dengan isengnya bilang, “Bulan depan saya ada rencana ke Kupang, Pak. Nanti saya titipkan salam rindu Bapak disana, hehe”.

Dengan logat yang sedikit memaksa bahasa timur tersebut, ibarat memanjatkan sebuah doa, Alhamdulillah nggak sampai 1 bulan setelahnya gw bener-bener visit Kupang, Ende, hingga Labuan Bajo yang ada di Pulau Flores dalam sebuah trip. Alhamdulillah, pucuk dicinta, kata-kata ibarat doa.

Setelah mandi dan beres-beres, kami sekeluarga beserta teman-teman kerja Papa lanjut menuju bus balik kearah Batam. Sangat disayangkan, gw kira rombongan bakal kami mampir ke Camp Vietnam, which is tempat besejarah ini nggak jauh dari Pulau Mirota.

Camp Vietnam yang juga pernah gw kunjungi sebelumnya ini merupakan salah satu tempat pengungsian warga Vietnam yang kabur dari perang saudara yang terjadi di negeri mereka sekitar tahun 1970an yang lalu. Disini kita bisa wisata yang agak sedikit horor dengan mengunjungi sisa-sisa bangunan, camp pengungsian, serta tugu kemanusiaan yang menjadi saksi kerasnya kehidupan mereka selama di pengungsian. Lengkap juga dengan kuburan mereka disini yang lumayan banyak.

Namun apalah daya, karena ikut rombongan grup, gw hanya bisa dada-dada dari kejauhan kearah Camp Vientman tersebut, sambil berharap suatu saat bisa kembali kesana.

Kembali ke perjalanan pulang, setibanya waktu makan siang, rombongan kami mampir ke sebuah Restaurant Seafood ditepi Jembatan Barelang. Dengan kondisi sangat lapar, kami langsung melahap makanan tersebut tanpa sisa.

Seafood Jembatan Barelang
Seafood Jembatan Barelang

Setelah makan seafood, kami foto-foto disekitaran Jembatan Barelang bersama keluarga, minus adek nomer 2 yang sedang fokus skripsi di Jogja.

Jembatan Barelang Batam
Foto Keluarga minus adek no 2
Jembatan Barelang Batam
Jembatan Barelang Batam

Lelahnya perjalanan itu ditutup dengan berenang di Hotel Sahid Batam Center sambil melepas penat di sauna yang membuat badan kembali segar cerah merona. Malam harinya, kami sekeluarga jalan-jalan ke BCS sambil mencari makan malam serta oleh-oleh.

Hingga tibalah waktu perpisahan itu. Keesokan paginya, pukul 05.30, adik bungsu, Papa, dan Mama kembali ke Pelabuhan Sekupang untuk perjalanan pulang ke Dumai. Sementara gw, lebih memilih untuk quality time di Batam seharian, bertemu teman-teman lama, car free day di Pantai Ocarina, menikmati sarapan di Hotel, dan makan siang di Geprek Bensu yang baru launcing saat itu.

Pantai Occarina Batam
Pantai Occarina
Pantai Occarina Batam
How beautiful you are!
Welcome To Batam
Welcome To Batam

After lunch, gw bernostalgia melewati tempat-tempat yang sering gw singgahi ketika merantau di Batam 2 tahun sebelumnya, mulai dari Orchid Park yang merupakan daerah kosan gw, hingga Pantai Tanjung Pinggir yang merupakan favorit gw dengan view Singapore dari jarak yang sangat dekat.

Pantai Tanjung Pinggir Batam
Bebatuan di Pantai Tanjung Pinggir

Pantai Tanjung Pinggir Batam

Malam harinya gw sempatkan mampir ke Masjid Raya Batam, yang juga salah satu tempat nostalgia. Teringat dulu pernah istirahat siang disini, setelah melamar beberapa kerjaan di Batam yang tak kunjung mendapatkan kejelasan. Pokoknya Batam full with memories laah bagi gw hahaa.

Malam itu ditutup dengan nongkrong ngopi di salah satu tempat hits di Batam, lengkap dengan kue cubitnya, sebelum keesokan paginya gw kembali ke Jakarta menghadapi realita.

One of the best trip for me and my family

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *