Perjalanan Menyusuri Lintas Tengah Sumatra Menuju Lubuk Linggau

Perjalanan Menyusuri Lintas Tengah Sumatra Menuju Lubuk Linggau. Perjalanan panjang melelahkan ini gw lakukan pada tahun 2014 yang lalu. Gw yang saat itu emang lagi rajin-rajinnya untuk challenge diri gw, meng-eksplore lebih banyak daerah yang gw singgahi, menerima tawaran seorang teman untuk menemaninya dalam trip menuju Lubuk Linggau, Sumatra Selatan, dari Kampung halaman gw di Dumai, Riau.

Perjalanan dalam rangka lamaran abangnya tersebut kami lakukan seminggu setelah lebaran idul fitri. Dengan kondisi penasaran melintasi daerah Sumatra, dikarenakan kala itu gw masih kuliah di Pekanbaru dan belum banyak daerah yang gw singgahi diluar Riau, membuat gw bersemangat selama diperjalanan.

Kami berangkat dari Dumai menuju Pekanbaru, nginep dulu semalam untuk melanjutkan perjalanan keesokan harinya. Besoknya, dari pagi hari kami gas dari Kota Pekanbaru ke Kabupaten Kuantan Singigi, kemudian terus ke Kiliranjao di Kabupaten Darmasraya Sumatra Barat.

Memasuki jalur lintas tengah Sumatra ini, kami selanjutnya masuk ke Muara Bungo yang ada di Provinsi Jambi. Kemudian lurus terus menuju Bangko, Sarolangun, hingga perbatasan antara Jambi dan Sumatra Selatan.

Di kiri dan kanan jalan yang kami lihat hanyalah hutan-hutan. Sangat jarang sekali perkotaan. Memasuki Rupit yang berada di perbatasan Jambi dan Sumsel, seharusnya kami tidak boleh melewati daerah tersebut disaat sudah gelap. Dikarenakan daerahnya masih rawan akan penyerangan dan perampokan, sementara mobil Toyota Yaris yang kami tunggangi masih jauh dari kata aman.

Hingga akhirnya, dengan gerimis yang menemani sepanjang jalan dari Rupit menuju Lubuk Linggau, kami tiba juga pukul 23.00. Sekitar 18 jam kami habiskan perjalanan dari Kota Pekanbaru Riau menuju Lubuk Linggau yang ada di Sumatra Selatan ini.

Nggak sia-sia sih, di Lubuk Linggau tersebut, dengan suasana keramahan warganya yang khas melayu, membuat gw bener-bener nyaman disini. Ditambah lagi dengan mpek-mpek asli Palembang yang rasanya beneran enak jika dibeli dari asalnya. Ditambah juga dengan senyum menawan para gadis-gadisnya yang berciri-ciri putih dan mata yang sedikit sipit. Aduhai semakin manis.

Bicara soal wisatanya, setelah sedikit gw browsing, di Lubuk Linggau ini terdapat 2 wisata alam yang sedang dikembangkan (Pada saat itu, 2014), yaitu Bukit Sulap dan Air Terjun Temam. Gw penasaran, apakah beneran ada sulap diatas Bukit Sulap, ataupun ketika turun dari Bukit Sulap kita bener-bener bisa menjadi seorang pesulap. So, gw langsung nyobain naik hingga ke puncak Bukit Sulap tersebut.

Bukit Sulap Lubuk Linggau
Apakah beneran ada sulap di Bukit Sulap?
Bukit Sulap Lubuk Linggau
View Bukit Barisan Sumatra
Bukit Sulap Lubuk Linggau
And finally aku bisa menyulap hati kamu

Ketika sampai diatas Bukit Sulap, yang ternyata tidak membutuhkan waktu yang lama dan energi yang ekstra, awalnya gw merasa biasa ajaa. Namun setelah gw lihat kearah depan, gw agak sedikit takjub dengan keindahan perbukitan yang menjadi ciri khas Sumatra, yaitu Bukit Barisan. Disana mata gw seperti disulap untuk memahami lebih dalam tentang hidup, bahwa ibarat daratan dan perbukitan, semua itu ada naik turunnya. Naik turunnya inilah yang membuat semuanya lebih indah, jikalau semuanya hanya datar-datar saja, ga akan berasa nikmat dan keindahannya. Hahaa, sedikit mengada-ngada.

Setelah dari Bukit Sulap, selanjutnya kami menuju ke Air Terjun Teman, sekitar 15 menit perjalanan menuju kesana. Di kawasan yang masih renovasi saat itu, kami putuskan untuk berfoto dengan view Air Terjun dari seberang jembatan yang kami naiki. Setelah sedikit jeprat jepret, kami move menuju Kolam Renang Lubuk Linggau untuk melepas kepenatan selama di perjalanan.

Air Terjun Temam Lubuk Linggau
Air Terjun Temam Lubuk Linggau

Air Terjun Temam Lubuk Linggau

Keesokan harinya, tiba juga hari yang dinanti-nanti. Acara lamaran dari abangnya temen gw ini, lengkap dengan para keluarga serta kerabat mereka, yang membuat gw puas melihat-lihat eloknya paras dan keramahan ayuk-ayuk Sumatra Selatan ini. Semakin puas juga dengan banyaknya stok mpek-mpek yang gw tampung di perut, dan setidaknya hingga sebulan nggak akan ngidam mpek-mpek.

Setelah semua acara berjalan dengan lancar, sebenarnya kami ingin mampir ke Bengkulu sih, tepatnya Pantai Panjang yang khas dengan sunsetnya. Hanya dibutuhkan waktu sekitar 2 jam melewati Curup menuju Bengkulu ini. Namun apalah daya, temen gw beserta keluarganya ini lelah dikarenakan perjalanan yang jauh, sehingga gw hanya bisa melihat foto Pantai Panjang Bengkulu hanya via googling ataupun feature explore di Instagram.

pantai panjang bengkulu
Pantai Panjang Bengkulu. Sumber: Google

Perjalanan kami pulang dari Lubuk Linggau juga berjalan lancar, dan mampir sejenak makan durian di Muara Bungo. Disini gw juga mampir makan di RM Sederhana Muara Bungo yang kebetulan adik bungsunya Mama sedang bekerja disana. Lumayan bisa makan dan ngejus gratis tis tis..

Setelah mampir bermalam di Pekanbaru, kami lanjut perjalanan menuju Kota Dumai, kampung halaman tercinta di pinggiran Selat Melaka.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *