Kutemukan Bahagia di Yogyakarta. Seperti yang telah kuceritakan sebelumnya, kawan, setelah perasaan campur aduk yang aku alami selama perantauan awal di Jakarta, aku memutuskan untuk mencari suasana baru di Yogyakarta.

Ada banyak faktor sih yang membuat aku ingin stay di Yogyakarta, mulai dari stress-nya kehidupan di Jakarta yang tak kunjung mendapat kerja, hingga ditinggalkan si doi yang sudah berjuang bersama dalam waktu yang lama, dikarenakan ia ingin berpisah, lalu menikah.
Sebetulnya ini bukan kali pertamanya aku ke Jojga, sebelumnya aku juga sudah sempat liburan selama seminggu di Kota Gudeg ini. Namun kali ini aku akan stay disini dalam waktu yang lumayan lama, sebulan lebih tepatnya.
Bermula dari niat mengantarkan adikku yang ingin melanjutkan kuliah S1-nya disini, aku yang juga merasakan kedamaian juga terpancing untuk stay disini dan mencari pekerjaan. Namun apalah daya, niat awal mencari kerja, malah harus terlena dengan damainya jogja, bawaannya pengen nge-explore kesini dan sana, mulai dari pantai, bukit, hingga ke Pantai Selatan yang ada di Cilacap, kebetulan aku memiliki sepupu disana.
Di Jogja ini, semua petualangan alam seolah-olah aku jabanin, mulai dari menyusuri Pantai yang ada di Wonosari Kabupaten Gunung Kidul, hingga motoran berteman dengan dingin menuju Wonosobo, Dieng, 4 jam lamanya melewati Pekalongan, Temanggung, sebelum tiba di Desa Sembungan, Desa tertinggi di Pulau Jawa. Bahkan aku juga sempat ke Solo nonton Timnas Indonesia di Stadion Manahan.






















Tak terasa, sebulan sudah aku di Jogja, menemukan kebahagiaan yang tiada duanya. Tetapi kebahagiaan ini seolah bertolak belakang dengan finansialku.
Balik lagi, sekarang apa-apa duit bang!
Hingga akhirnya, aku mendapatkan panggilan kerja, tetapi di Jakarta, yang membuat aku harus balik lagi ke Ibukota, dengan modal seadanya.